Dedication means offering. You all offer flowers to the Lord. Flowers symbolise your heart. When you offer the flower of your heart to God, it should be free from the pests of desire, hatred, envy, greed, etc. So, ask yourself, is the flower of your heart pure or infested? Is it free from Self-conceit (Ahamkara) and envy (Asuya)? Self-conceit is the biggest barrier between you and God, and is based on eight different factors: Physical prowess, birth, scholarship, beauty, power and penance. As long as a trace of this self-conceit is predominant, it is impossible to recognise the Divine or realize your innate reality. Pride of wealth very quickly brings about your downfall. So carefully demolish these completely. Only when you sacrifice the egoistic pride at the altar of the Divine, can you discover your true nature. This dedication of your pure and loving heart to God is the first step in the spiritual journey.
Dedikasi berarti persembahan. Engkau semua mempersembahkan bunga kepada Tuhan. Bunga adalah simbul dari hatimu. Ketika engkau mempersembahkan bunga hatimu kepada Tuhan, maka hatimu harus bebas dari hama dalam bentuk keinginan, kebencian, iri hati, ketamakan, dsb. Jadi, tanyakan dirimu sendiri, apakah bunga dari hatimu suci atau penuh parasit? Apakah hatimu bebas dari kesombongan diri (Ahamkara) dan iri hati (Asuya)? Kesombongan diri adalah halangan yang paling besar diantara engkau dan Tuhan, dan didasarkan pada delapan faktor yang berbeda: kecakapan fisik, kelahiran, kesarjanaan, kecantikan, kekuatan dan penebusan dosa. Selama jejak dari kesombongan diri ini masih dominan maka adalah tidak mungkin untuk menyadari keillahian atau menyadari kenyataan sejatimu. Kesombongan akan kekayaan akan sangat cepat membawamu pada kejatuhan. Jadi berhati-hatilah dalam menghancurkan semua ini sepenuhnya. Hanya ketika engkau mengorbankan kesombongan ego di altar Tuhan maka engkau dapat menemukan sifat sejatimu. Dedikasi ini dari hatimu yang suci dan penuh kasih kepada Tuhan adalah langkah pertama dalam perjalanan spiritual. (Divine Discourse, Jan 16, 1988)
-BABA
No comments:
Post a Comment