Devotion is faith, steadiness, virtue, fearlessness, surrender, and ab¬sence of egoism. Worship done however elaborately and pompously is sheer waste of time and energy. Why pluck flowers and hasten their death? You may be circumambulating the temple, but be aware that while your feet are taking you round by force of habit, your tongue blabbers the faults of others, or the price of vegetables, or the dishes you propose to cook for lunch. Making the rounds is not to be taken as prescribed for loosening the limbs or giving them some exercise. The senses have to be curbed into obedient servants of the spirit. Before you start on your rounds, which you call pradakshina, offer your mind as dakshina (offering of gratitude) to the Resident of the temple, the Lord. That is the first thing to do, and perhaps the only thing to do.
Bhakti adalah keyakinan, kemantapan, kebajikan, keberanian, berserah diri dan tidak adanya ego. Ibadah dilakukan secara rumit dan angkuh adalah semata-mata pemborosan waktu dan energi. Mengapa memetik bunga dan mempercepat kematiannya? Engkau mungkin mengelilingi tempat suci, namun waspadalah terhadap kakimu yang membawamu dengan kekuatan kebiasaan, lidahmu yang suka berbicara yang tidak memikirkan akibatnya akan kesalahan orang lain, atau harga sayuran, atau makanan yang akan engkau masak untuk makan siang. Mengelilingi tempat suci tidak dilakukan untuk mengurangi berat badan atau untuk latihan saja. Indria harus dikendalikan dan dijadikan pelayan yang patuh pada jiwa. Sebelum engkau mulai mengelilingi tempat suci yang engkau sebut dengan pradakshina, persembahkan pikiranmu sebagai dakshina (persembahan sebagai rasa terima kasih) pada yang bersemayam di tempat suci yaitu Tuhan. Itu adalah hal pertama yang dilakukan dan mungkin adalah satu-satunya hal yang dilakukan. (Divine Discourse, Jan 25, 1963)
-BABA
No comments:
Post a Comment