Dharma (Righteousness) is the code of conduct that will promote the ideals of each stage of a person: student, householder, earner, master, servant, spiritual aspirant, ascetic (sanyasi), etc. When the code is distorted and mankind undermines its earthly career, forgetting the high purpose for which one has come, the Lord incarnates and leads people along the correct path. Lord Rama was one such incarnation. He truly is the Embodiment of Virtue (Dharma-swarupam) shrouded in an illusory human form; He stuck to dharma in daily practice, even from His infancy. He is the personification of dharma. There is no trace of vice (a-dharma) in Him. His Divine Nature is revealed in His calm temperament and feeling of love and affection. Meditate on Him and you are filled with love for all beings; dwell on His story and you find all the agitations of your minds quietening in perfect calm.
Dharma (kebajikan) adalah pedoman perilaku yang akan meningkatkan ideal pada setiap tahapan kehidupan: sebagai murid, membangun rumah tangga, mencari nafkah, majikan, pelayan, sadhaka spiritual, pertapa (sanyasi), dsb. Ketika pedoman disimpangkan dan manusia meruntuhkan riwayatnya di dunia, melupakan tujuan tertinggi tentang mengapa seseorang lahir, maka Tuhan mengambil inkarnasi dan menuntun manusia sepanjang jalan yang benar. Sri Rama adalah salah satu dari inkarnasi tersebut. Sri Rama sejatinya adalah perwujudan dari kebaikan (Dharma-swarupam) terselubung dalam wujud manusia; Beliau menjunjung tinggi dharma dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sejak dari masa kecil. Sri Rama adalah personifikasi dari dharma. Tidak ada jejak dari a-dharma di dalam diri-Nya. Sifat illahi-Nya terungkap dalam perangai-Nya yang tenang dan perasaan kasih dan sayang. Pusatkan pikiran pada-Nya dan engkau akan diliputi dengan kasih bagi semua makhluk; membicarakan cerita-Nya dan engkau akan mendapatkan semua gejolak dalam pikiranmu menjadi tenang dalam ketenangan yang sempurna. (Divine Discourse, Apr 1, 1963)
-BABA
No comments:
Post a Comment