We witness in the world all kinds of pains and sorrows. But none of these is permanent. Every pain is followed by pleasure. The experience of pleasure is refined by the earlier experience of pain. Like refinement of gold by melting in a crucible, pain divinises pleasure that follows it! In daily life, we tend to treat defeat, loss or grief as calamities. But, nothing occurs in the world without a cause. Hunger is the cause for eating. Thirst is the cause for drinking. Difficulties are the cause of sorrow. If man is to enjoy enduring happiness, he must discover the source of such happiness. That source is love. There is nothing greater than love. Everything has a price. The price to be paid for enduring happiness is Divine Love. Without Love, no object can give you real happiness. Hence, primary wealth for man is Love. Everyone should acquire this wealth. With this wealth anyone can enjoy enduring bliss!
Kita menyaksikan di dunia semua jenis penderitaan dan kepedihan. Namun tidak ada satupun diantara semuanya itu bersifat kekal. Setiap kepedihan diikuti dengan kesenangan. Pengalaman dari kesenangan ditingkatkan dengan pengalaman kepedihan sebelumnya. Seperti pemurnian emas dengan meleburkannya dalam sebuah wadah, kepedihan menghargai kesenangan yang mengikutinya! Dalam hidup sehari-hari, kita cenderung memperlakukan kekalahan, kehilangan atau kesedihan sebagai malapetaka. Namun, tidak ada yang terjadi di dunia tanpa sebuah sebab. Rasa lapar adalah penyebab untuk makan. Rasa haus adalah penyebab untuk minum. Kesulitan adalah penyebab penderitaan. Jika manusia menikmati kebahagiaan yang kekal, maka manusia harus mengungkapkan sumber dari kebahagiaan yang seperti itu. Sumber itu adalah kasih. Tidak ada yang lebih hebat daripada kasih. Segala sesuatu memiliki sebuah harga. Harga yang harus dibayarkan untuk kebahagiaan yang kekal adalah kasih Tuhan. Tanpa kasih, tidak ada objek yang dapat memberikanmu kebahagiaan yang sejati. Karena itu, kekayaan utama bagi manusia adalah kasih. Setiap orang seharusnya mendapatkan kekayaan ini. Dengan kekayaan ini siapapun dapat menikmati kebahagiaan yang kekal! (Divine Discourse, Jan 1, 1998)
-BABA
No comments:
Post a Comment