There is nothing other than Divinity in this world. The principle of Divinity present in a grain of sand and in a big laddu (delicacy) is one and the same. Once you realise this truth, you become Brahman verily. You are subjected to unrest and suffering because of your dualistic feeling. You perceive unity as diversity, instead of visualising unity in diversity. Number one is the basis for all other numbers. Likewise, names and forms vary, but all are essentially one. There is no second person. Other than Divinity, there is no second entity in this world. Many spiritual aspirants and yogis have made concerted efforts to understand the principle of Divinity. They ultimately realised, Ekam sat viprah bahudha vadanti (Truth is one, but the wise refer to it by various names). As you have not understood this truth, you are deluded by the apparent duality.
Tidak ada yang lain daripada ketuhanan di dunia ini. Prinsip ketuhanan yang ada di dalam sebutir pasir dan di dalam sebuah laddu yang besar adalah satu dan sama. Sekali engkau menyadari kebenaran ini, engkau sejatinya menjadi Brahman. Engkau ditundukkan ke dalam kegelisahan dan penderitaan karena perasaan dualitas. Engkau melihat kesatuan sebagai keberagaman, bukannya memandang kesatuan dalam keberagaman. Angka satu adalah dasar dari semua jenis angka yang lainnya. Sama halnya, nama dan wujud ada berbagai jenis, namun semuanya pada dasarnya adalah satu. Tidak ada orang yang kedua. Selain dari ketuhanan, tidak ada entitas kedua di dunia ini. Banyak peminat spiritual dan para Yogi telah melakukan usaha bersama untuk memahami prinsip ketuhanan. Mereka pada akhirnya menyadari, Ekam sat viprah bahudha vadanti (Kebenaran adalah satu, namun orang bijaksana menyebutnya dengan banyak nama). Jika engkau belum memahami kebenaran ini, engkau ditipu dengan penampilan dualitas. (Divine Discourse, Feb 26, 2006)
-BABA
No comments:
Post a Comment