Have faith in yourself, your own capacity to adhere to a strict time-table of Sadhana (spiritual exercises) and your ability to reach the goal of realisation. Obstacles that come in the way are often treated with a certain amount of resentment by the pilgrims on the spiritual path; but these tests are to be treated as ensuring safety. You drive a nail into the wall to hang a picture thereon; but before hanging the picture, you try to see whether the nail has been well driven by shaking it; when you are certain it does not shake even when all your strength is used, you become bold enough to hang the picture on it. You must welcome tests because it gives you confidence and hastens your promotion.
Milikilah kepercayaan dan keyakinan terhadap dirimu sendiri dan juga atas kemampuanmu dalam mentaati jadwal waktu yang ketat dalam melaksanakan Sadhana (latihan spiritual); guna mencapai tujuan realisasi. Hambatan-hambatan yang timbul dalam perjalananmu biasanya suka ditanggapi dengan sikap enggan (penolakan) oleh sebagian besar peminat spiritual; padahal seharusnya cobaan-cobaan itu justru hendaknya dianggap sebagai batu ujian untuk memastikan keselamatan dalam perjalananmu. Sebagai contoh, engkau menancapkan paku ke tembok untuk menggantung sebuah gambar; namun sebelum engkau mulai menggantungkan gambar itu, tentunya engkau akan mencoba menggoyang-goyangkan paku itu guna memastikan bahwa ia sudah menancap dengan kuat. Barulah setelahnya, engkau berani yakin untuk mengantung gambar tersebut. Artinya adalah bahwa engkau harus siap untuk menyambut datangnya hambatan maupun cobaan sebagai bekal untuk membangkitkan rasa percaya dirimu dan untuk mempercepat promosimu ke tingkat yang lebih tinggi.
Milikilah kepercayaan dan keyakinan terhadap dirimu sendiri dan juga atas kemampuanmu dalam mentaati jadwal waktu yang ketat dalam melaksanakan Sadhana (latihan spiritual); guna mencapai tujuan realisasi. Hambatan-hambatan yang timbul dalam perjalananmu biasanya suka ditanggapi dengan sikap enggan (penolakan) oleh sebagian besar peminat spiritual; padahal seharusnya cobaan-cobaan itu justru hendaknya dianggap sebagai batu ujian untuk memastikan keselamatan dalam perjalananmu. Sebagai contoh, engkau menancapkan paku ke tembok untuk menggantung sebuah gambar; namun sebelum engkau mulai menggantungkan gambar itu, tentunya engkau akan mencoba menggoyang-goyangkan paku itu guna memastikan bahwa ia sudah menancap dengan kuat. Barulah setelahnya, engkau berani yakin untuk mengantung gambar tersebut. Artinya adalah bahwa engkau harus siap untuk menyambut datangnya hambatan maupun cobaan sebagai bekal untuk membangkitkan rasa percaya dirimu dan untuk mempercepat promosimu ke tingkat yang lebih tinggi.
-BABA
No comments:
Post a Comment