The Lord declared in the Bhagavath Gita, "Whenever there is decline of Dharma, and Adharma raises its hood, I incarnate Myself". Sathya (Truth) and Dharma (Righteousness) are eternal. They remain unchanged through all the three periods of time – past, present and future. It may be asked: What is the need to propagate ideals that are eternal? When righteousness is not practiced, it appears as if it has decayed. But Dharma cannot decay or disappear, it is imperishable. It is the practice of righteousness that declines, not righteousness itself. It is like the sun being covered by a cloud. The sun is not apparently visible. But it is always there and shines brightly again when the cloud moves away.
Tuhan menyatakan dalam Bhagavath Gita,”Bilamana terjadi kemerosotan Dharma, dan Adharma merajalela, Aku sendiri akan menjelma”. Sathya (Kebenaran) dan Dharma (Kebajikan) adalah abadi. Hal tersebut tidak akan berubah – dulu, sekarang, dan nanti. Mungkin dipertanyakan: apa yang diperlukan untuk mengembangkan teladan ini terus-menerus? Ketika kebajikan tidak dipraktekkan, tampak seolah-olah Dharma telah hancur. Tetapi Dharma tidak dapat hancur atau hilang, Dharma itu abadi. Praktek kebajikanlah yang menyimpang, bukan kebajikan itu sendiri. Diibaratkan seperti matahari yang diselimuti oleh awan. Matahari tidak memperlihatkan rupanya. Tetapi matahari selalu ada dan bersinar terang kembali ketika awan bergerak menjauh.
-BABA
No comments:
Post a Comment