Spiritual love has to be distinguished from love or attachment related to the body, the mind or the intellect. The latter are related to the world and are a source of sorrow. True love is pure, selfless, free from ego and is full of bliss. Worldly attachments are not real love at all. They are transient, whereas the everlasting, pure love arises from the heart. How is it that man is unable to recognise this all-pervading love? It is because man's heart has become barren and polluted. The heart is filled with all kinds of desires and there is no room in it for pure, unsullied love to enter. It is only when worldly attachments are expelled from the heart that there will be room for true love to abide in it and to grow.
Cinta-kasih spiritual harus dibedakan dari cinta-kasih atau keterikatan yang berkaitan dengan badan, pikiran atau intelek. Hal tersebut berkaitan dengan dunia dan merupakan sumber dari kesedihan. Kasih sejati itu murni, tidak mementingkan diri sendiri, bebas dari ego dan penuh dengan kebahagiaan. Keterikatan terhadap dunia ini bukanlah kasih sejati. Ia bersifat sementara, sedangkan kasih yang murni yang muncul dari hati itulah yang abadi. Bagaimana mungkin manusia tidak mampu menyadari kasih yang meliputi segalanya ini? Hal itu disebabkan karena hati manusia telah kering dan tercemar. Hati dipenuhi dengan berbagai jenis keinginan dan tidak ada ruang didalamnya untuk kemurnian, sehingga kasih yang tercemar memasuki hati. Hanya ketika keterikatan terhadap duniawi tersebut dikeluarkan dari hati maka akan ada ruang untuk kasih sejati untuk bersemayam di dalamnya dan berkembang.
-BABA
No comments:
Post a Comment