A bamboo is valued in terms of its thickness and height. The sugarcane gets its value from its juice. The worth of a human being is based on his Buddhi (intellect). The more the intellect develops, the better one becomes. As the intellect declines, the human descends to the level of animal. Man's worth has declined today because he does not recognise the importance of the intellect and of conduct based on proper discrimination. The form is human, but the thinking is at the animal level. Man has earned the appellation of "two-legged animal." Having acquired the human form, man should conduct himself with intelligence. This is achieved through Thyaga (renunciation) and Yoga (spiritual discipline).
Sebuah bambu dinilai dari ketebalan dan tingginya. Tebu mendapatkan nilai dari sari buah yang dihasilkannya. Nilai manusia didasarkan pada Buddhi (akal-budi). Semakin berkembang akal-budi nya, maka semakin baik manusianya. Ketika akal-budi mengalami kemerosotan, manusia turun ke level binatang. Nilai manusia saat ini telah mengalami kemerosotan disebabkan karena manusia tidak menyadari pentingnya akal-budi dan tingkah laku yang didasarkan pada kemampuan membedakan yang tepat. Wujudnya adalah manusia, tetapi pemikirannya pada tingkat binatang. Manusia telah mendapatkan gelar dengan sebutan “binatang berkaki dua.” Setelah mendapatkan wujud sebagai manusia, manusia seharusnya bertingkah laku dengan menggunakan akalnya. Hal ini dapat dicapai melalui Thyaga (tanpa keterikatan) dan Yoga (disiplin spiritual)
-BABA
No comments:
Post a Comment