Food is an important factor which determines the state of mind: alertness and sloth, the worry and calm, the brightness and dullness of man. When the mind is fed on Rajasic food that induces passion and emotion, activity and adventure, it gallops into the world with the plunge of desire! It brings man deeper into the morass of suffering. When it is fed on Tamasic food, which dulls and induces sloth, the mind becomes callous, inert and useless for uplifting man. Every activity of man is dependent on the energy he derives from the intake of food. The success of the Sadhana (spiritual exercises) that one undertakes depends upon the quantity and quality of the food taken by the Sadhaka (spiritual aspirant).
Makanan adalah faktor penting yang menentukan keadaan pikiran: kewaspadaan dan kelambanan (kemalasan), kekhawatiran dan ketenangan, kecemerlangan dan kebodohan pada manusia. Ketika makanan yang bersifat Rajasik yang penuh nafsu dan emosi, penuh aktivitas dan petualangan, memasuki pikiran, maka kita memiliki banyak keinginan-keinginan duniawi! Hal ini membawa manusia lebih dalam pada penderitaan. Ketika kita memakan makanan yang bersifat Tamasik, yang menyebabkan kebodohan dan kemalasan, kita menjadi tidak berperasaan, lamban dan tidak berguna untuk meningkatkan kualitas manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia bergantung pada energi yang berasal dari asupan makanan. Keberhasilan Sadhana (latihan spiritual) yang dilakukan seseorang tergantung pada kuantitas dan kualitas makanan yang di makan oleh Sadhaka (pencari spiritual).
-BABA
No comments:
Post a Comment