Date: Friday, March 01, 2013
The letter ‘Gu’ in the word Guru signifies Gunatheetha - the one who has transcended the three qualities of Ignorance (Thamasik), Passion (Rajasik) and Virtuousness (Sathvik) and the letter ‘Ru’ signifies the one who is Roopa Varjitha (Beyond the Form). The Guru destroys illusion and sheds light, His Presence is ever cool and comforting. He comes to remind people that they have forgotten that they have lost the most precious part within themselves and yet are unaware of it! He is the Physician for curing the illness which brings about the repetitive suffering from birth to death. He is adept at the treatment needed for the cure. If you have not yet got such a Guru, Pray to the Lord Himself to show the way and He will most certainly come to your rescue!
Huruf 'Gu' dalam kata Guru menandakan Gunatheetha - orang yang telah melampaui tiga sifat yaitu Kebodohan/Ketidaktahuan (Thamasik), Hawa nafsu (Rajasik) dan Kebajikan (Sathvik) dan huruf 'Ru' berarti orang yang Roopa Varjitha (Melampaui segala Wujud). Guru menghancurkan ilusi dan memancarkan cahaya, Kehadiran-Nya selalu memberi ketenangan dan menghibur. Dia datang untuk mengingatkan orang-orang bahwa mereka telah lupa dan telah kehilangan bagian yang paling berharga dalam diri mereka sendiri, namun tidak menyadari hal itu! Dia adalah Dokter yang dapat menyembuhkan penyakit yang membawa penderitaan berulang dari lahir sampai mati. Dia mahir mengobati penyakit. Jika engkau belum mempunyai Guru seperti itu, Berdoalah hanya kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan dan Ia pasti akan datang untuk menyelamatkanmu!
-BABA
Date: Saturday, March 02, 2013
It is the Divine that inspires, activates, leads and fulfils the life of every being, however simple or complex it may be! From the atom to the Universe, every single being is flowing fast to merge in the sea of bliss. Never forget that every one of you is Sath-Chith-Ananda Swarupa (Embodiments of Existence-Consciousness-Bliss) – only you are unaware of it and imagine yourself to be bound to this form and its limitations! This is the myth that should be exploded, so that your Divine Life may begin. Leading a Divine Life consists of practising Truth, Love and Non-injury (Sathya, Prema and Ahimsa). Since all are parts of the same Divine Self, all should be loved as oneself, without fear and falsehood. When all are one, why should we injure another one, who is part of the same Divine Being?
Hanya Tuhan yang menginspirasi, mengaktifkan, mengarahkan dan memenuhi kehidupan setiap makhluk, bagaimanapun sederhana atau kompleksnya! Dari atom sampai Alam Semesta, setiap makhluk mengikuti arus untuk menyatu dalam lautan kebahagiaan. Janganlah pernah lupa bahwa masing-masing dari engkau adalah Sath-Chith-Ananda Swarupa (Perwujudan Keberadaan- Kesadaran - Kebahagiaan) - hanya saja engkau tidak menyadari hal itu dan membayangkan dirimu terikat dalam wujud dan keterbatasan ini! Ini adalah mitos yang seharusnya ditinggalkan, sehingga engkau dapat mulai menjalani kehidupan berdasarkan Divine/Ilahi. Jalanilah kehidupan berdasarkan Divine dengan mempraktikkan Kebenaran, Cinta-kasih dan Tidak - menyakiti (Sathya, Prema dan Ahimsa). Karena semuanya merupakan bagian dari Ilahi yang sama, semuanya hendaknya dicintai seperti mencintai diri sendiri, tanpa rasa khawatir dan kepalsuan. Karena semuanya adalah satu, mengapa kita menyakiti yang lainnya, yang merupakan bagian dari Wujud Ilahi yang sama?
-BABA
Saturday, March 2, 2013
Thought for the Day 1st - 2nd March 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment