As is the common practice even today, the chauffeur of a car is expected to open the door of the car when the owner gets down. One day, in Mahabharatha, after war, when the chariot returned and stood in front of his house, Arjuna insisted on Lord Krishna, his charioteer, getting down first and opening the door. Krishna disagreed and, in a strong language, admonished Arjuna, asking him to get down first and go inside. Not recognising the inner significance of Krishna’s words, Arjuna reluctantly accepted and no sooner did he go inside, Krishna jumped out of the chariot. The next moment, the entire chariot was in flames. When the surprised Pandavas asked why did the chariot get burnt, Krishna explained that all the powerful arms from the battle were subdued and kept under His feet; now when He left the chariot, they exploded. God always plans and takes care to protect His devotees from harm.
Seperti yang banyak terjadi pada saat sekarang, sopir dari mobil diharapkan untuk membukakan pintu mobil ketika sang pemilik mobil akan keluar. Pada suatu hari dalam Mahabharatha, setelah perang ketika kereta perang kembali dan sampai di depan rumahnya, Arjuna bersikeras pada Sri Krishna yang sebagai kusir keretanya untuk turun lebih dulu dari kereta perang dan membukakan pintu baginya. Sri Krishna tidak setuju dan dengan bahasa yang tegas menegur Arjuna dan memintanya untuk turun dari kereta terlebih dahulu dan masuk ke dalam rumah. Dengan tanpa mengetahui makna yang ada di balik perintah dari Sri Krishna, Arjuna dengan rasa malas menerima dan segera masuk ke dalam rumah, Sri Krishna kemudian melompat dari kereta itu. Sesaat kemudian, seluruh kereta itu terbakar. Karena terkejut, para Pandawa menanyakan mengapa kereta perang itu menjadi terbakar, Sri Krishna menjelaskan bahwa semua senjata yang sangat sakti dari perang itu telah dikendalikan dan tetap dijaga dibawah kaki-Nya; sekarang ketika Beliau meninggalkan kereta itu maka semua senjata sakti itu meledak. Tuhan selalu merencanakan dan melindungi bhakta-Nya dari bahaya. (Divine Discourse, Summer Roses on Blue Mountains 1976, Ch 3)
-BABA
No comments:
Post a Comment