When we use the words ‘freedom of choice’ with respect to the spiritual path, we use these words only with regard to our understanding of the Divine. God is limitless; and one can have the freedom to have one’s own image of God, and yet enjoy the limitless aspect of God. The cloth may be different but the basic material, namely the thread which makes the cloth of different kinds, is the same. Ornaments are all different, but the gold which goes into making the ornaments is the same. The colour of the cattle may vary, but the milk is the same. The flowers may be of different types, but the worship for which they are used is one and the same. Human beings have missed this essential point and this is a result of their ignorance. People have submitted themselves to great many difficulties because of such ignorance. God is one, but each individual should be able to create a form for oneself according to one’s taste.
Ketika kita menggunakan kata-kata ‘kebebasan pilihan’ berkenaan dengan jalan spiritual, kita menggunakan kata-kata ini hanya dengan pemahaman kita tentang Tuhan. Tuhan adalah tidak terbatas; dan seseorang dapat memiliki kebebasan untuk memiliki gambaran Tuhan dan pada waktunya menikmati aspek Tuhan yang tidak terbatas. Pakaian mungkin saja berbeda namun bahan dasarnya yaitu benang yang membuat pakaian yang berbagai jenis adalah sama. Perhiasan semuanya adalah berbeda, namun emas yang dipakai untuk membuat perhiasan itu adalah sama. Warna dari ternak mungkin berbeda-beda namun susunya adalah sama. Bunga mungkin ada berbagai jenis, namun pemujaan yang menggunakan bunga adalah sama dan satu. Manusia telah kehilangan point yang mendasar ini dan ini adalah hasil kebodohan mereka. Manusia telah menyerahkan diri mereka sendiri ke dalam banyak kesulitan yang besar karena kebodohan itu. Tuhan adalah satu, namun setiap individu seharusnya mampu menciptakan sebuah wujud untuk dirinya sesuai dengan seleranya sendiri. (Divine Discourse, Summer Showers in Brindavan 1974, Vol 1, Ch 5)
-BABA
No comments:
Post a Comment