Your determination to acquire bliss and peace should not flicker like the flame of a lamp placed on a gusty window. You must learn how to attain them from the scriptures composed by saints or from the wise who have won them. Then you must adhere to the path, however sharp the criticism, and whoever be the one callously condemning it. Cynical laughter cannot harm the aspirant! Can a storm shake the Himalayan range? Let not your faith in the goal or the road quake before trouble or trial, toil or travail, distress or despair. They are but passing clouds, casting temporary shadows, hiding for a little time the glory of the sun or moon. Do not get distracted by doubt or despondency. Build the mansion of your life on four firm pillars: virtue, wealth, desire and liberation (dharma, artha, kama and moksha), the goals of human effort laid down by the ancient sages, each pillar bound strong and safe with every other.
Tekadmu untuk mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian seharusnya tidak berkelap-kelip seperti halnya cahaya pelita yang ditempatkan di jendela dengan hembusan angin yang kuat. Engkau harus belajar bagaimana untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian dari naskah suci yang disusun oleh orang suci atau dari orang bijak yang telah mampu mendapatkan keduanya ini. Kemudian engkau harus mengikuti jalan tersebut, bagaimanapun juga tajamnya kritikan, dan siapapun yang tidak punya perasaan yang menyalahkan. Tawa yang sinis dan mengejek tidak dapat menyakiti para peminat spiritual! Dapatkah badai mengguncang gugusan gunung Himalaya? Jangan biarkan keyakinanmu pada tujuan atau jalan tersebut berguncang dihadapan masalah atau cobaan, kerja keras atau penderitaan, kesulitan atau putus asa. Semuanya ini hanyalah awan yang berlalu, menebarkan bayangan sementara, menyembunyikan hanya sebentar saja kemuliaan dari matahari dan rembulan. Jangan menjadi terganggu dengan keraguan atau kesedihan. Bangunlah rumah besar hidupmu dengan empat tiang yang kokoh: kebajikan, kekayaan, keinginan, dan kebebasan (dharma, artha, kama, dan moksha), tujuan dari usaha manusia telah ditetapkan oleh orang-orang suci zaman dahulu, setiap tiang terikat kuat dan aman satu dengan yang lainnya. [Divine Discourse, Mar 23, 1966]
-BABA
No comments:
Post a Comment