Self is nothing but the principle of the all pervasive Atma (Divine Self). There is only one Self. Hence the scriptures state God is one without a second (Ekam eva Advitiyam Brahma). It is rather surprising that people are unable to believe this principle of unity. You have faith in what is broadcast on television and radio, but do not have faith in the Self. One without faith in the Self is verily blind. In this world every being is an embodiment of Divinity. Whomsoever you salute, it reaches God! Likewise, whomsoever you criticise, the criticism too reaches God. So do not criticise or hate anybody. There are many people who undertake spiritual practices like recitations, meditation and yoga. No doubt these are sacred activities and one may undertake them. But it is very essential to recognise the principle of unity. There is only one God and He is omnipresent. Why are you not able to believe this all-pervasive Divinity?
Diri yang sejati tiada lain adalah prinsip dari Atma (keilahian dalam diri) yang meliputi segalanya. Hanya ada satu diri yang sejati. Oleh karena itu naskah suci menyatakan Tuhan adalah satu tidak ada duanya (Ekam eva Advitiyam Brahma). Adalah mengejutkan dimana manusia tidak mampu meyakini prinsip kesatuan ini. Engkau memiliki keyakinan pada apa yang disiarkan di televisi dan radio, namun tidak memiliki keyakinan pada diri yang sejati. Seseorang yang tanpa keyakinan pada diri sejati adalah benar-benar buta. Di dunia ini setiap makhluk adalah perwujudan dari keilahian. Siapapun juga yang engkau hormati maka rasa hormat itu akan mencapai Tuhan! Sama halnya, siapapun yang engkau kritik, kritikan itu juga akan mencapai Tuhan. Jadi jangan mengeritik atau membenci siapapun juga. Ada banyak orang yang menjalankan latihan spiritual seperti mengulang-ulang nama Tuhan, meditasi dan Yoga. Tidak diragukan lagi semuanya itu adalah kegiatan yang suci dan seseorang boleh melakukannya. Namun adalah sangat mendasar untuk mengetahui prinsip kesatuan. Hanya ada satu Tuhan dan Beliau yang ada dimana-mana. Mengapa engkau tidak mampu meyakini keilahian yang meresapi segalanya ini? [Divine Discourse, Apr 14, 2001]
-BABA
No comments:
Post a Comment