The mansion called life must be built on strong foundations; the pursuit of artha (wealth) and kama (desire) for objects and welfare, must be regulated by Dharma (righteousness). Dharma fosters those who foster it (Dharmo rakshati rakshitah). The strongest foundation is ever-present faith in God. Some may ask, "If God is Almighty, why is He not patent?" Well, God reveals Himself only to those who yearn for an answer, not to those who ask with impudence or ignorance. God is patent only in every transparent heart that is not clouded by egoism or attachment. The string of the rosary is patent only in the crystal beads, not on the coral or rudraksha beads, though it runs through these latter too. All the thousands of individuals here before Me now are so many thousand flowers, strung on that one thread, Brahman (Divinity). In Brahman, you all find unity, the unity you have missed, because you were engrossed in your own separateness.
Rumah besar yang disebut dengan kehidupan harus dibangun di atas pondasi yang kuat. Pengejaran artha (kekayaan) dan kama (keinginan) untuk objek-objek dan kesejahteraan, harus diatur dengan Dharma (kebajikan). Dharma menjaga mereka yang menjaga dharma (Dharmo rakshati rakshitah). Pondasi yang paling kuat adalah keyakinan yang selalu ada pada Tuhan. Beberapa orang mungkin bertanya, "Jika Tuhan adalah maha Kuasa, mengapa Tuhan tidak jelas atau nyata?" Tuhan mengungkapkan diri-Nya hanya pada mereka yang merindukan sebuah jawaban, dan bukan pada mereka yang bertanya dengan kekurangajaran atau kebodohan. Tuhan adalah nyata dan jelas hanya dalam setiap hati yang jernih yang tidak ditutupi dengan ego atau keterikatan. Tali yang menyusun japa mala hanya kelihatan jelas pada manik-manik dan tidak pada biji rudraksha atau biji lainnya, walaupun tali itu mengikat biji-biji itu juga. Semua dari ribuan individu yang ada disini di hadapan-Ku sekarang adalah begitu banyak bunga yang diikat oleh satu tali yaitu Brahman (Tuhan). Dalam Brahman, engkau semua mendapatkan persatuan, persatuan yang engkau telah lewatkan, karena engkau asyik dengan keterpisahanmu sendiri. [Divine Discourse, Mar 29, 1965]
-BABA
No comments:
Post a Comment