What I have taken as a sankalpa (resolve) will surely be fructified. But I need not take on a sankalpa if I do not wish to. My own thoughts, sankalpas and ideas depend on how the devotees conduct themselves. My grace is available in full measure for the benefit of all the devotees. Since I move about like an ordinary individual talking and playing with you, many people do not understand My true nature. In this context, even people with great strength of mind cannot recognise the true nature of this Sai and the difference between the outward appearance and the real internal aspect. My objective is to establish unity in mankind and to reveal to them the aspect of divinity which is Brahman, the only goal which one should look for. It is also My duty to make you realise the kind of relationship that should exist between man and man, and that divinity is present and latent in all human beings.
Apa yang telah Aku ambil sebagai sankalpa (ketetapan hati) pastinya akan terpenuhi. Namun Aku tidak perlu mengambil sebuah sankalpa jika Aku tidak menginginkannya. Pikiran, sankalpa, dan gagasan-Ku sendiri tergantung dari bagaimana bhakta menuntun dirinya sendiri. Rahmat-Ku selalu tersedia secara penuh untuk keuntungan semua bhakta. Karena Aku bergerak seperti halnya manusia biasa dengan berbicara dan bermain denganmu, banyak orang tidak memahami sifat sejati-Ku. Dalam konteks ini, bahkan mereka yang memiliki kekuatan pikiran yang hebat tidak bisa menyadari sifat sejati Sai ini dan perbedaan antara penampilan luar dan aspek di dalam yang sejati. Tujuan-Ku adalah membangun kesatuan pada manusia dan mengungkapkan pada manusia aspek keilahian yaitu Brahman, satu-satunya tujuan seseorang yang harus dicari. Ini juga merupakan kewajiban-Ku untuk membuatmu menyadari bentuk hubungan yang seharusnya ada diantara manusia dan manusia, dan keilahian itu ada dan tersembunyi di semua manusia. [Summer Showers in Brindavan, 1974, Ch 32.]
-BABA
No comments:
Post a Comment