The Lord does not insist on all following one path and accepting one discipline. There are many doors to His mansion. The main entrance is, however, moha-kshaya (overcoming attachment). This is what Krishna exhorted Arjuna to achieve. Arjuna lost heart and allowed the bow to slip from his hand, because he was overwhelmed by delusion. Krishna demonstrated to him that the kinsmen whom he dreaded to kill, his teachers and all those whom he loved and hated, were all instruments of His will, puppets pulled by His Hand. This destroyed his attachment and he resumed his task, without any attachment to the consequences. That made Arjuna the recipient of the greatest lesson in history. This lesson is valuable for the theist as well as the atheist, for both have attachment to the consequences of their tasks, an attachment which will colour their eagerness and double the distress when disappointed.
Tuhan tidak menuntut semuanya mengikuti satu jalan dan menerima hanya satu disiplin. Ada banyak pintu untuk masuk ke dalam kediaman-Nya. Pintu masuk utama adalah moha-kshaya (mengatasi keterikatan). Ini adalah apa yang Sri Krishna jelaskan kepada Arjuna untuk bisa dicapai. Arjuna kehilangan hati dan membiarkan busurnya terlepas dari tangannya, karena Arjuna diliputi dengan khayalan. Sri Krishna memperlihatkan kepada Arjuna bahwa sanak keluarga yang harus dibunuh begitu menyakitkan, semua guru, dan semua mereka yang disayangi serta dibenci, semuanya dari mereka adalah alat dari kehendak-Nya, adalah seperti wayang yang dimainkan oleh tangan-Nya. Hal ini menghancurkan keterikatan Arjuna dan dia kembali pada tugasnya tanpa adanya keterikatan pada hasilnya. Hal itu membuat Arjuna menjadi penerima dari pelajaran yang paling berharga dalam sejarah. Pelajaran ini adalah berharga untuk mereka yang percaya pada Tuhan (teis) dan juga bagi mereka yang tidak percaya pada Tuhan (atheis), karena keduanya memiliki keterikatan pada hasil dari tugas mereka, keterikatan yang akan mewarnai keinginan mereka dan menjadi sangat menderita ketika kecewa. (Divine Discourse, Mar 28, 1967)
-BABA
No comments:
Post a Comment