The years of life allotted to man as a result of the enormous amount of merit earned and accumulated through many lives in the past, have to be utilised for the purpose of rising higher into Divinity. Riches decline only when spent, but life is, in its own course, being clipped short every moment. Even when we sleep, unconcerned, every minute makes us older, takes us nearer the grave. In order to direct time into useful channels, life has to be regulated and limited, habits have to be sublimated, harmful tendencies have to be corrected and constructive attitudes fostered. A disciplined life is the best offering you can make to the country or to the Divine in you. So each of you must accept the ideal after analysing its implications and being convinced of its validity. Animal instincts and impulses have persisted in human nature as vestiges, and it is only when their upsurge is controlled and gradually eliminated, that the springs of Divinity can manifest themselves.
Tahun-tahun kehidupan yang diberikan kepada manusia sebagai hasil dari sejumlah besar pahala yang diperoleh dan diakumulasikan melalui beberapa kehidupan di masa lalu, harus dimanfaatkan untuk tujuan naik lebih tinggi ke Divinity. Kekayaan menurun hanya ketika dihabiskan, tetapi hidup, dalam perjalanannya sendiri, terpotong setiap saat. Bahkan ketika kita tidur, tidak peduli, setiap menit membuat kita lebih tua, membawa kita lebih dekat ke kuburan. Untuk mengarahkan waktu ke saluran yang bermanfaat, kehidupan harus diatur dan dibatasi, kebiasaan harus disublimasikan, kecenderungan berbahaya harus diperbaiki, dan dikembangkan sikap konstruktif. Kehidupan yang disiplin adalah persembahan terbaik yang dapat engkau lakukan untuk negara atau keilahian di dalam dirimu. Jadi masing-masing dari engkau harus menerima yang ideal setelah menganalisis implikasinya dan diyakinkan akan validitasnya. Naluri dan dorongan hati binatang telah bertahan dalam sifat manusia sebagai sisa-sisa, dan hanya ketika kebangkitan mereka dikendalikan dan secara bertahap dihilangkan, bahwa sumber Ketuhanan dapat memanifestasikan dirinya. (Divine Discourse, Aug 17, 1977)
-BABA
No comments:
Post a Comment