You must cultivate love towards every one, however distinct the character and capacity of each may be. Though the same blood flows through the entire body, the eye cannot smell, the ear cannot taste, and the nose cannot see; do not over-emphasise the distinctions and quarrel. Emphasise the basic brotherhood and love. As sugar that has dissolved in the cup of water is invisible, but can be experienced by the tongue in every drop, so too the Divine is invisible but immanent; capable of being experienced, in every individual, whether he is at the bottom or on top. Do Namasmarana (repeated remembrance of the Lord) and taste the sweetness that is in the heart of every one; dwell on His glory and His compassion which those names signify. Then, it will be easier for you to visualise Him in all, to love Him in all, and to adore Him in all.
Engkau harus meningkatkan kasih sayang kepada setiap orang, betapapun perbedaan karakter dan kapasitas masing-masing. Walaupun darah yang sama mengalir dalam seluruh tubuh, mata tidak bisa mencium, telinga tidak bisa merasakan dan hidung tidak bisa melihat; jangan terlalu menekankan perbedaan dan pertikaian. Tekankan pada persaudaraan yang mendasar dan cinta kasih. Seperti halnya gula yang larut dalam secangkir air adalah tidak terlihat, namun dapat dirasakan oleh lidah dalam setiap tetesnya, begitu juga Tuhan adalah tidak bisa dilihat namun tetap ada; dapat dialami, dalam setiap individu, apakah di bagian atas atau di bagian bawah. Lakukan Namasmarana (mengulang-ulang nama Tuhan) dan rasakan rasa manis yang ada di dalam hati setiap orang; tinggallah dalam kemuliaan-Nya dan welas asih-Nya yang menandakan nama-nama itu. Kemudian, akan memudahkan bagimu untuk membayangkan Tuhan dalam semuanya, mengasihi Tuhan dalam semuanya dan memuliakan Tuhan dalam semuanya. (Divine Discourse, Jul 31, 1967)
-BABA
No comments:
Post a Comment