Krishna, in fulfilling the pledge He had given to Mother Earth, rid the world of many wicked rulers and sought to establish the reign of Righteousness for the protection of the good. The Divine incarnates from age to age to protect the virtuous, punish the wicked and establish righteousness. Krishna is said to have destroyed many wicked persons. But this is not quite correct. It is their own wickedness which destroyed these evil persons. It may be asked: "Is it not Krishna who killed Kamsa?" Not at all. This is the text-book version. In truth, it was Kamsa's own heated bhrama (delusion) which killed him. He was always haunted by the fear of Krishna. His death was a result and a reaction of that fear. One's thoughts determine one’s destiny. Hence, people should cultivate good thoughts and eschew all bad feelings. God has no dislike for anyone. He envies no one. He has no ill-will towards anyone. Nor does He have favourites. The grace one gets is the result of one's own feelings.
Krishna, dalam upaya memenuhi janji yang diberikan kepada Ibu Pertiwi, membebaskan dunia dari banyak penguasa jahat dan berusaha untuk menegakkan tatanan kebajikan untuk melindungi yang baik. Inkarnasi Tuhan dari zaman ke Zaman adalah untuk melindungi yang baik, menghukum yang jahat dan menegakkan kembali kebajikan. Krishna disebutkan telah menghancurkan banyak orang-orang yang jahat. Namun ini bukanlah hal yang benar. Adalah karena kejahatan mereka sendiri yang menghancurkan orang-orang jahat itu. Hal ini mungkin ditanyakan: "Bukankah Krishna yang membunuh Kamsa?" tidak sama sekali. Ini adalah versi dari dalam buku. Kebenarannya, ini adalah karena khayalan bhrama (khayalan) panas dari Kamsa sendiri yang membunuhnya. Dia selalu dihantui oleh ketakutan akan Krishna. Kematiannya adalah hasil dari reaksi dari ketakutan itu. Pikiran seseorang menentukan takdirnya sendiri. Oleh karena itu, manusia seharusnya memupuk pemikiran yang baik dan menjauhkan diri dari perasaan-perasaan yang buruk. Tuhan tidak membenci siapapun juga. Tuhan tidak iri kepada siapapun juga. Tuhan tidak memiliki niat buruk kepada siapapun juga. Dan Tuhan juga tidak memiliki favorit. Seseorang mendapatkan karunia adalah hasil dari perasaannya sendiri. (Divine Discourse, Aug 29, 1994)
-BABA
No comments:
Post a Comment