Why is ashanti (peacelessness) harassing the world? Because of raga, dwesha and moha (attachment, hate and infatuation). These are born out of ignorance, which causes delusion. Things seen in darkness cannot be clear; they are mistaken for something else. A rope is mistaken to be a snake; a stump is mistaken to be a thief. A piece of glass may be coveted as a diamond. So, this mistaken notion, this indistinct light, must go. It can go only if methods of discovering the truth are learnt. That is what the Shastras (scriptures) teach and what the Pandits (learned scholars) are commissioned to instruct you. They will tell you that the outward-seeking senses must be directed inwards; the inner realm of impulses, instincts, habits, prejudices, attitudes must be cleansed before God is reflected clear and bright therein.
Mengapa ashanti (tidak adanya kedamaian) mengganggu dunia? Itu karena raga, dwesha, dan moha (keterikatan, kebencian, dan kegilaaan). Ketiganya ini muncul dari kebodohan yang menyebabkan khayalan. Sesuatu yang dilihat di dalam kegelapan tidaklah begitu jelas; kita bisa salah menilainya dan menganggap sesuatu yang lain. Seutas tali dianggap sebagai seekor ular; sebuah tunggul dianggap seperti seorang pencuri. Sepotong gelas mungkin dibayangkan sebagai sebuah permata. Jadi, pandangan yang keliru ini dan cahaya yang tidak jelas ini harus hilang. Ini bisa dilakukan hanya jika metode dalam mengungkapkan kebenaran dipelajari. Itu adalah apa yang Shastra (naskah suci) ajarkan dan apa yang para Pandit (cendekiawan) ditugaskan untuk mengajarimu. Mereka akan mengatakan kepadamu bahwa indera yang mencari keluar harus diarahkan ke dalam diri; dorongan batin di dalam diri, naluri, kebiasaan, prasangka, sikap harus dibersihkan sebelum Tuhan dipantulkan dengan jelas dan cerah di situ. (Divine Discourse, Aug 18, 1964)
-BABA
No comments:
Post a Comment