Gandhiji looked upon India as one country. He planted the seed of unity of all faiths and all communities, which under his guidance grew quickly into a big tree. He built a great movement on the basis of Atmabalam (soul-force) that strengthened unity and self-confidence. There was a lot of suffering while the freedom movement was on. But sufferings are the prelude to success. Sathyagraha was the path of Truth and Love, of the means being as pure as the ends. He who accepts criticism gladly and thanks the critic for his remarks is the one really human. Since Gandhi was willing to learn and had the humility to acknowledge criticism, he could mould the people of his land and be hailed as the Father of the Nation.
Mahatma Gandhi memandang India sebagai suatu negara. Beliau menanam benih kesatuan semua kepercayaan dan semua komunitas, dan di bawah bimbingannya tumbuh cepat menjadi sebuah pohon besar. Beliau membangun sebuah gerakan besar atas dasar Atmabalam (kekuatan-jiwa) yang memperkuat persatuan dan kepercayaan diri. Sementara gerakan kemerdekaan sedang berlangsung, terdapat beberapa penderitaan dimana-mana. Tetapi penderitaan adalah awal dari keberhasilan. Sathyagraha adalah jalan Kebenaran dan Kasih, jalan yang murni sampai akhir. Dia yang bisa menerima kritik dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih atas komentar yang telah diberikannya adalah benar-benar manusia. Mahatma Gandhi dapat membentuk karakter orang-orang di India, sehingga beliau disebut Bapak Bangsa karena beliau bersedia untuk belajar dan memiliki kerendahan hati untuk menerima kritik orang lain.
-BABA
No comments:
Post a Comment