Date: Monday, October 15, 2012
A small lump of steel can become a beautiful and efficient
watch through the application of intelligence and skill. Can not a human being
be transformed into one who has realised the Ultimate through the application
of the tools of discrimination and detachment? Have faith in yourself, your own
capacity to adhere to a strict time-table of sadhana, your own ability to reach
the goal of realisation. When you have no faith in the wave, how can you get
faith in the ocean? Do not give ear to what others say. Believe your
experience; what gives you peace and joy, the bliss of Aathma anandham - the
joy of the Inner Self. Believe in that. That is the real basis for faith.
Sepotong baja kecil
dapat menjadi jam yang indah dan berdaya guna melalui penerapan kecerdasan dan
keterampilan. Dapatkah manusia diubah menjadi seseorang yang bisa menyadari
“Ultimate” melalui penerapan diskriminasi (kemampuan untuk membedakan) dan
ketidak-melekatan? Engkau hendaknya memiliki keyakinan dalam diri, memiliki
kapasitas untuk mematuhi skema-waktu melakukan sadhana, dan kemampuanmu sendiri
untuk mencapai tujuan. Bila engkau tidak memiliki keyakinan pada gelombang,
bagaimana engkau bisa mendapatkan keyakinan pada lautan? Janganlah percaya
begitu saja dengan apa yang dikatakan orang lain. Percayalah pada pengalamanmu
sendiri, apa yang memberimu kedamaian dan sukacita, kebahagiaan sejati Aathma
Anandham - kebahagiaan Atma. Percayalah pada hal tersebut. Itulah dasar dari
keyakinan.
-BABA
Date:
Tuesday, October 16, 2012
If only the agony and toil now being experienced by
you to accumulate the symbols of wealth and power for keeping yourself and your
family in comfort, are directed towards God, you can be infinitely happier. The
veil of maya (illusion), however, hides from you the face of God which is
shining from every being and thing around you. Maya creates the universe and
attracts the mind with the vast paraphernalia of the objective world. It is a
narthaki, an enchantress who entices the intelligence and traps the senses.
This na-rtha-ki can be subdued by ki-rtha-na (note the re-ordering of the
syllables). Kirthana is the concentrated contemplation of the glory of God.
Jika penderitaan dan kerja keras yang engkau
alami untuk mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan untuk menjaga diri dan keluargamu
dalam kenyamanan, diarahkan menuju Tuhan, engkau dapat mengalami kebahagiaan. Selubung
maya (ilusi), telah menyembunyikan wajah Tuhan darimu. Maya menciptakan alam
semesta dan menarik pikiran dengan pernak-pernik yang luas dari dunia obyektif.
Inilah narthaki, dapat diibaratkan sebagai seorang wanita yang mempesona, yang
memikat intelejensi dan menjerat indera. Na-rtha-ki ini dapat ditundukkan oleh
ki-rtha-na (perhatikan kembali urutan suku kata). Kirthana adalah merenungkan
kemuliaan Allah.
-BABA
Date:
Wednesday, October 17, 2012
Like the silkworm that spins from out of itself the
cocoon that proves to be its tomb, man spins from out of his mind the cage in
which he gets trapped eventually. But there is a way of escape, which the
spiritual teacher (Guru) can teach you or which the God in you will reveal to
you. Take to the spiritual practices that will bring you relief. Forget the
past; do not worry about possible errors or disappointments. Decide and Do.
Substitute good thoughts for the bad and cleanse the mind of all evil by
dwelling on righteous deeds and holy thoughts. Forget the things you do not
want to remember and bring to memory only those things that are worth
remembering. Take on the role of the Hero from now on, not the Zero. This is a
sure way to achieve spiritual progress.
Seperti ulat sutera yang menganyam
kepompong-nya sendiri, manusia juga pada akhirnya akan terjebak di ‘kandang-nya’
sendiri. Tetapi ada jalan keluarnya, guru spiritual (Guru) dapat mengajarkan kepadamu
atau Tuhan yang bersemayam dalam dirimu yang akan mengungkapkannya padamu. Lakukanlah
praktik spiritual yang dapat membawamu pada pembebasan. Lupakan masa lalu,
jangan khawatir tentang kemungkinan kesalahan atau kekecewaan. Putuskan dan Lakukan.
Gantilah pikiran yang buruk dengan pikiran yang baik dan sucikanlah pikiran
dari segala keburukan dengan perbuatan yang baik dan pikiran yang suci. Lupakan
hal-hal yang tidak ingin engkau ingat dan bawalah ke memori-mu hanya hal-hal
yang perlu diingat. Ambillah peran sebagai ‘Hero’ dari sekarang, bukan Zero.
Inilah cara yang benar untuk mencapai kemajuan spiritual.
-BABA
Date: Thursday, October 18, 2012
A merchant was once brought before a magistrate for selling
adulterated ghee (clarified butter). Judgment was pronounced and as a punishment
he was asked to either consume the entire quantity of the foul ghee or receive
20 whips or pay a fine of 100 gold coins. He preferred the ghee and started
drinking the stuff a little bit, but finding the smell unbearable, he then
chose the stripes. He received a few but could not stand any more. So finally
he pleaded with the magistrate to let him go with the fine and paid his dues.
If only he had opted for this initially, he could have avoided the foul drink
and the excruciating pain. By swaying in his decision, he had to taste the
wreck and the rod. So too, most people do not opt for God in the beginning when
grief overpowers them. They do not recognize the inevitability but eventually
come to God, sooner or later. Make your choices wisely.
Suatu ketika seorang
pedagang dibawa ke hadapan hakim karena telah menjual ghee (mentega) yang telah
dicampur (bukan ghee asli). Hakim memutuskan dan sebagai hukumannya ia diminta
untuk mengkonsumsi seluruh ghee tersebut atau menerima 20 cambuk atau membayar
denda sebesar 100 koin emas. Ia memilih untuk menkonsumsi ghee tersebut dan
mulai minum sedikit ghee, tetapi merasakan bau busuk yang tidak tertahankan, ia
kemudian memilih dicambuk, ia kemudian menerima beberapa cambukan tetapi tidak
tahan lagi. Jadi akhirnya ia memohon pada hakim untuk membayar denda dan
akhirnya membayar denda sesuai dengan yang ditentukan. Kalau saja di awal ia
memilih untuk membayar denda, ia bisa menghindari minuman yang busuk dan rasa
sakit yang menyiksa. Karena ia tidak tetap pendirian dalam megambil keputusan, ia
harus merasakan ghee yang busuk dan terkena cambukan. Demikian juga, pada
awalnya, kebanyakan orang tidak memilih Tuhan ketika mereka mengalami
penderitaan. Mereka tidak menyadari hal-hal yang tidak bisa dihindari tetapi
akhirnya datang kepada Tuhan, cepat atau lambat. Oleh karena itu, buatlah
pilihanmu dengan bijaksana.
-BABA
No comments:
Post a Comment