In
the present, practice of devotion, worship and rituals are for the sake
of better comforts and more luxury for the individuals themselves.
Devotion has degenerated into a business deal. Often one prays, “Please
give me this, I shall give You so much.” If they feel one shrine
promises more, the current shrine is given up. If even in the new
shrine, one does not get quick returns, then they quickly look elsewhere
to some ‘other’ God who gives more profit! Many people wander in this
manner. Some also think, “If I stand amongst many others, God will not
notice me. I must stand in a unique position and shout to attract His
attention!” Do not behave foolishly! Hold fast to noble ideals. Do not
try to bring down the Almighty to your limited vision. Rise up,
strengthen your detachment and establish yourself in discrimination,
then your goal is brought nearer.
Pada
masa sekarang ini, mempraktikkan pengabdian (bhakti), ibadah dan ritual
hanya demi kemewahan dan kenyamanan yang lebih baik bagi individu itu
sendiri. Pengabdian telah merosot menjadi sebuah transaksi bisnis.
Seringkali seseorang berdoa, "Mohon berikan saya ini, saya akan
memberikan kepada-Mu lebih banyak." Jika mereka merasa suatu kuil/tempat
suci dapat memberikan harapan yang lebih banyak, kuil yang sekarang
ditinggalkan. Jika bahkan di kuil yang baru, seseorang tidak mendapatkan
keuntungan yang cepat, maka mereka dengan cepat mencari tempat lain
untuk mencari Tuhan 'lainnya' yang memberikan lebih banyak keuntungan!
Banyak orang berjalan dengan cara ini. Beberapa juga berpikir, "Jika
saya berada di antara banyak orang lainnya, Tuhan tidak akan melihat
saya. Saya harus ada dalam posisi yang unik dan berteriak untuk menarik
perhatian-Nya! "Jangan berperilaku bodoh! Berpegang teguh-lah pada ideal
yang mulia. Jangan mencoba untuk menurunkan kemahakuasaan-Nya dengan
visi-mu yang terbatas. Bangkitlah, pertebal ketidakmelekatanmu dan
perkuat dirimu dalam diskriminasi, maka tujuanmu akan dibawa lebih
dekat.
-BABA
No comments:
Post a Comment