A
lame man and a blind man became friends and they moved from one place
to another, with the lame man riding on the shoulder of the blind. One
day, the lame man saw a field of yellow cucumber and suggested to the
blind man that they pick a few and eat their fill. The blind man asked,
“Brother, have they fenced the crop?” The lame man said, “No!” The blind
man said, “Then let us move on, you know there are sweet and bitter
varieties – if these vegetables are left unguarded – they must be
bitter!” The blind man, by his intellect, was able to discover that they
were bitter even without tasting them. He used the intelligence to
perceive the truth faster and clearer. Make the intellect the Master of
your mind and you will not fail; you will fail only when the senses
establish mastery over the mind. Clarify your intelligence through
spiritual discipline.
Suatu
ketika, seorang pria lumpuh dan orang buta berteman dan mereka pindah
dari satu tempat ke tempat lain, dimana si lumpuh naik di bahu si buta.
Suatu hari, si lumpuh melihat ladang mentimun dan menyarankan kepada si
buta agar mereka memetik beberapa buah dan memakannya. Si buta bertanya,
"Saudaraku, apakah tanaman tersebut dipagari?" Si lumpuh berkata,
"Tidak!" Si buta menjawab, "Kalau begitu mari kita melanjutkan
perjalanan, engkau mengetahui ada varietas manis dan pahit - jika
tanaman tersebut tidak dijaga - pasti rasanya pahit "Si buta, dengan
inteleknya, mampu mengetahui bahwa mentimun tersebut terasa pahit bahkan
tanpa mencicipinya! Dia menggunakan kecerdasannya untuk memahami
kebenaran lebih cepat dan lebih jelas. Buatlah intelek sebagai Master
dari pikiranmu dan engkau tidak akan gagal, engkau akan menemui
kegagalan hanya ketika indera menguasai pikiran. Engkau hendaknya
memurnikan intelekmu melalui disiplin spiritual.
-BABA
No comments:
Post a Comment