Usually when you are asked where God is, you point to the sky or some distant place of worship and say He is there, as if He is just a person and has a definite place of Residence. Every single individual in the planet is essentially Divine. It is delusion that has induced one who is Naraayana swarupa (embodiment of God) to imagine and behave as if he is just a nara (human). To remove that delusion, there are various means suited to the needs of each sufferer. But all the treatment and all the struggle is to achieve the experience of being Naraayana, and discard the limited, bound, and relative entity, nara. That is the one harvest yielded by all the various processes. Until one understands oneself, the delusion and the resultant grief cannot be ended. Make use of this precious opportunity, invest time to understand yourself.
Biasanya ketika engkau bertanya di mana Tuhan berada, engkau menunjuk ke langit atau tempat pemujaan yang jauh dan berkata Beliau ada di sana, seolah-olah Beliau hanya seorang dan memiliki tempat kediaman yang pasti. Setiap individu di planet ini pada dasarnya adalah Divine. Inilah delusi yang telah ditanamkan seseorang siapa yang disebut Naraayana swarupa (perwujudan Tuhan) untuk membayangkan dan bersikap seolah-olah dia hanya nara (manusia). Untuk menghapus delusi itu, ada berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing penderita. Tetapi semua pengobatan dan semua perjuangan adalah untuk mencapai pengalaman menjadi Naraayana, dan menyingkirkan keterbatasan, keterikatan, dan entitas relatif, yaitu nara. Itulah salah satu panen yang dihasilkan oleh semuanya melalui berbagai proses. Sampai seseorang memahami dirinya sendiri, delusi dan kesedihan yang dihasilkan tidak dapat berakhir. Manfaatkanlah kesempatan yang berharga ini, berikanlah waktu untuk memahami diri sendiri. (Divine Discourse, Jan 22, 1960)
-BABA
No comments:
Post a Comment