Just like a fish which can live only when it is immersed in water, when it feels the element all around it, so too man is a being that can live only when immersed in ananda (bliss); one must have ananda not merely at home, in society and in the world but more than all, in the heart. As a matter of fact, the ananda in the heart produces ananda all around; the heart is the spring of joy. That spring has to be touched by constant meditation, recitation and the intermittent dwelling on the glory, the grace and the inexhaustible manifestations of the Lord, that is, smarana, chethana and manana. Hold fast to the goal; the devotee should never turn back. Never give way to doubt or despair.
Sama seperti ikan yang hanya bisa hidup bila dibenamkan ke dalam air, ketika ikan itu merasakan elemen di sekitar itu, demikian juga manusia adalah makhluk yang hanya bisa hidup bila direndam dalam ananda (kebahagiaan); seseorang harus memiliki ananda tidak hanya di rumah, di masyarakat dan di dunia tetapi lebih dari semuanya itu yaitu di dalam hati. Sesungguhnya, ananda dalam hati memproduksi ananda di sekelilingnya, hati adalah sumber kebahagiaan. Sumber kebahagiaan ini harus disentuh dengan melakukan meditasi secara terus-menerus, pengulangan Nama Tuhan dan merenungkan kemuliaan Tuhan, yaitu smarana, chethana dan manana. Berpegang teguhlah pada tujuan; para bhakta hendaknya tidak pernah mundur. Jangan pernah memberikan jalan bagi keragu-raguan atau keputusasaan. (Divine Discourse, Nov 23, 1961)
-BABA
No comments:
Post a Comment