The quintessence of the scriptural texts is this: Realise that the awareness of Divine or Brahman cannot be won by the accumulation of wealth nor by giving away the riches. Nor can it be achieved by reading texts, rising to power, acquiring degrees and diplomas, or performing scriptural sacrifices and rituals. The body is an anthill, with the mind inside as a deep cavity. The mind has hidden in it the serpent named ignorance or nescience (a-jnana). The serpent cannot be killed by resorting to satisfaction-oriented works (kamya karma). Spiritual wisdom (jnana) is the only weapon that can kill it. To achieve spiritual wisdom, you must have ‘Steady Faith’. Shraddhavan labhathe jnanam, states the scriptures. Meaning, that person alone, who has steady and unwavering faith, can certainly secure wisdom.
Intisari dari teks-teks kitab suci adalah: Sadarilah bahwa kesadaran Ilahi atau Brahman tidak dapat dimenangkan oleh akumulasi kekayaan atau dengan memberikan kekayaan. Juga tidak bisa dicapai dengan membaca teks, meningkatkan kemampuan, memperoleh gelar dan ijazah, atau melakukan pengorbanan suci dan ritual. Badan dapat diibaratkan sebagai sarang semut, dengan pikiran berada dalam lubang yang dalam. Pikiran telah tersembunyi di dalam ular bernama kebodohan atau ketidaktahuan (a-jnana). Ular tidak dapat dibunuh dengan beralih ke pekerjaan yang berorientasi pada kepuasan (Kamya karma). Kebijaksanaan spiritual (jnana) adalah satu-satunya senjata yang bisa membunuhnya. Untuk mencapai kebijaksanaan spiritual, engkau harus memiliki 'Keyakinan yang Mantap'. Kitab suci menyatakan: Shraddhavan labhathe jnanam. Artinya, orang itu sendiri, yang memiliki keyakinan yang mantap dan tak tergoyahkan, pasti dapat memperoleh kebijaksanaan. (Sutra Vahini, “Stream of Aphorisms of Brahman”)
-BABA
No comments:
Post a Comment