People believe that Divine incarnations happen only for the punishment of the wicked and the protection of the righteous. But these represent only one aspect of the task. The granting of peace and joy, of a sense of fulfillment to seekers who have striven long —this too is His task. The Avatar, or form incarnate, is only the concretization of the yearning of the seekers. It is the solidified sweetness of the devotion of godly aspirants. The Formless assumes the form for the sake of these aspirants and seekers. They are the prime cause. The cow secretes milk for the sustenance of the calf. That is the chief beneficiary. But, as we see, others also benefit from that milk. So too, though the devotees are the prime cause and their joy and sustenance the prime purpose of an incarnation, other incidental benefits also accrue, such as fostering dharma, suppression of evil, and reforming, correcting or destroying the wicked.
Orang-orang percaya bahwa inkarnasi Tuhan terjadi hanya untuk menghukum yang jahat dan melindungi yang benar. Tetapi ini hanya mewakili satu aspek dari suatu tugas. Memberikan kedamaian dan sukacita, merasakan pemenuhan bagi pencari spiritual yang telah berjuang lama -ini juga adalah tugas-Nya. Avatar, atau bentuk inkarnasi, hanya konkretisasi kerinduan para pencari spiritual. Yang tak berwujud mengambil suatu wujud demi para pencari spiritual tersebut. Mereka adalah penyebab utama. Sapi mengeluarkan susu untuk kelangsungan hidup anaknya. Itulah tujuan utamanya. Tetapi, seperti yang kita lihat, orang lain juga memperoleh manfaat dari susu itu. Demikian juga, meskipun para bhakta adalah penyebab utama dan sukacita mereka dan tujuan utama inkarnasi, manfaat yang terkait lainnya juga bertambah, seperti mengembangkan dharma, menindas kejahatan, reformasi, dan memperbaiki atau menghancurkan orang jahat. (Bhagavatha Vahini, Ch 1, “The Bhagavatha”)
-BABA
Tuesday, December 23, 2014
Thought for the Day - 23rd December 2014 (Tuesday)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment