Keep the Name of the Lord always radiant on your tongue and mind. That will keep the antics of the mind under control. When the lamp is burning, darkness will not spread its fumes around you. When the word for Brahman (Supreme Universal Reality), Om, is spelt with the last breath by the one dying, they attain the Divine. To make that final utterance of Om, just as the flower blossoms on the creeper of life, you need to dwell upon Om all through the years of your current life. The Geeta advocates the process of continuous meditation in a neat little formula: mam anusmara yuddhya cha! - "Keep Me in your memory and fight!" The cue here for you is to fight the battle of life, have God in your consciousness as your Charioteer at all times. This is not merely a direction for Arjuna; it is a prescription for all humanity.
Engkau hendaknya tetap membiarkan Nama Tuhan selalu bersinar di lidah dan pikiran-mu, sehingga membuat pikiranmu tetap berada di bawah kontrol. Ketika lampu terbakar, kegelapan tidak akan menyebarkan asap di sekitarmu. Ketika kata untuk Brahman (Realitas Tertinggi), Om, diucapkan dengan nafas terakhir oleh seseorang yang sekarat, mereka dapat mencapai Ilahi. Untuk membuat agar engkau dapat mengucapkan kata terakhir Om, dapat diibaratkan seperti bunga mekar yang senantiasa menyertai hidupmu, engkau harus senantiasa menchantingkan Om selama bertahun-tahun hidupmu saat ini. Bhagawad Gita menganjurkan proses meditasi secara terus menerus dalam suatu formula: mam anusmara yuddhya cha! - "Simpanlah Nama-Ku senantiasa dalam memori-mu dan berperanglah!" Dalam hal ini Gita mengisyaratkan kepadamu untuk melawan pertempuran hidup, memiliki Tuhan dalam kesadaran-mu sebagai kusir-mu setiap saat. Hal ini bukan hanya ditujukan untuk Arjuna; itu adalah resep untuk seluruh umat manusia.
-BABA
No comments:
Post a Comment