The game of life you play is akin to the Mahabharatha war. On one side were the forces of evil, the Kauravas, and on the other the powers of good, the Pandavas. They played the game of life with the empire as the football. Until achieving complete victory, Lord Krishna was the sole chief for the righteous Pandavas, who completely surrendered to Him. The wicked Kauravas lost their commanders one after the other in the battle. The real contest today within you is the one between the evil qualities of desire, hatred, envy, pride, etc. and good qualities like truth, virtue, peace, non-violence and love. Your body is the battlefield. One team’s captain is the embodiment of good qualities. The captain of the other is the embodiment of mundane desires. Those who adhere to ever changing and worldly desires will attain defeat. Only those who attach themselves to the unchanging and eternal Divine can hope for enduring success in life.
Permainan kehidupan yang engkau mainkan adalah sama dengan perang Mahabharatha. Di satu sisi adalah kekuatan jahat yaitu para Kaurava, dan di sisi yang lainnya adalah kekuatan baik yaitu para Pandava. Mereka memainkan permainan kehidupan dengan wasit seperti halnya pertandingan sepak bola. Sampai mencapai kemenangan yang sepenuhnya, Sri Krishna adalah satu-satunya pemimpin bagi para Pandava yang baik hati dimana mereka sepenuhnya berserah sepenuhnya kepada Beliau. Para Kaurava yang jahat kehilangan komandan mereka satu per satu dalam peperangan. Pertempuran yang sesungguhnya saat sekarang ada di dalam dirimu diantara satu sisi sifat yang jahat seperti keinginan, kebencian, iri hati, kesombongan, dsb, dan satu sisi sifat yang baik seperti kebenaran, kebaikan, kedamaian, tanpa kekerasan, dan cinta kasih. Tubuhmu adalah medan perang. Kapten dari team kebaikan adalah perwujudan dari sifat-sifat yang baik sedangkan kapten dari team yang lain adalah perwujudan dari keinginan duniawi. Bagi mereka yang mengikuti keinginan duniawi yang selalu berubah akan mengalami kekalahan. Hanya mereka yang melekatkan diri mereka pada keillahian yang bersifat kekal dan tidak berubah dapat berharap pada keberhasilan yang abadi di dalam hidup. (Divine Discourse, 13 Jan 1984)
-BABA
No comments:
Post a Comment