Dhritarashtra had a hundred sons, the Kauravas. He knew very well that they were a wicked lot, and also knew that his brother's sons, the Pandavas, were wedded to righteousness (Dharma). He was also aware that the Kauravas were inflicting many indignities and injuries on them. Vyasa warned him thus many times: "Dhritarashtra! I do not say that for you to love your sons is wrong. But you must not shower misplaced affection on your sons. Do not behave like a blind ignorant man. By showing your unrestricted love for a bad son, you are causing harm to the community and the country." The doting father did not heed to sage's advice. Consequently, he got involved in many sinful actions. Through blind infatuation for his sons, what did Dhritarashtra achieve? In the final outcome, he had no one even to perform his funeral obsequies. The Pandavas had to render this service to him. It is not wrong to love children. But parents should learn how to love them.
Dhritarashtra memiliki seratus putra yaitu para Kaurava. Ia sangat mengetahui dengan baik bahwa putra-putranya sangat jahat dan juga mengetahui bahwa keponakannya yaitu para Pandava, disatukan dengan kebajikan (Dharma). Ia juga menyadari bahwa para Kaurava memberikan banyak penghinaan dan penderitaan pada mereka. Guru suci Wyasa memperingatkannya berulang kali akan hal ini: "Dhritarashtra! Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa menyayangi putra-putramu adalah salah. Namun engkau seharusnya tidak menaburkan kasih sayang yang salah tempat pada putra-putramu. Jangan bersikap seperti seorang manusia dungu yang buta. Dengan memperlihatkan kasih sayang yang tidak terbatas pada seorang putra yang jahat, engkau sedang menyebabkan penderitaan pada masyarakat dan bangsa." Ayah yang bodoh dan terlalu sayang pada anak-anaknya ini tidak memperdulikan nasihat dari guru suci ini. Sebagai akibatnya, ia terlibat dalam berbagai perbuatan yang penuh dosa. Dengan keadaan tergila-gila yang buta pada putra-putranya, apa yang Dhritarashtra dapat raih? Hasil akhirnya adalah tidak ada satu orang putranya pun yang melakukan upacara pemakamannya. Para Pandava harus melakukan pelayanan ini baginya. Adalah tidak salah dalam menyayangi anak-anak. Namun orang tua harus belajar bagaimana cara menyayangi mereka. (Divine Discourse, 5 Feb 1984)
-BABA
No comments:
Post a Comment