Embodiments of Love, consider for a moment, where from the rain comes. It comes from the clouds. Clouds come from water vapour, rising from the sea. Rain water becomes a channel on the earth, changes itself into a rivulet and merges into a big river, and finally reaches the sea as its destination. A pot made out of clay when broken, is cast on the ground, and in course of time, becomes clay again. Water from the sea joins the sea, clay from the earth, goes back to earth again, but why does a human being alone forget the source He came from? The only besetting evil in human being is the sense of ‘mine’ (Mamakara), the acquisitive and possessive feeling. This is the root-cause for all other evils. You must remember that you are truly divine. You inhale and exhale 21,600 times – it is a natural reminder of the message of ‘SO-HAM’ (I am God) which is the truth about your divine reality.
Perwujudan kasih, pikirkanlah sebentar darimana hujan itu turun. Hujan turun dari awan. Awan terbentuk dari uap air yang menguap dari laut. Air hujan menjadi sebuah saluran di bumi, merubah dirinya menjadi sebuah anak sungai dan menyatu dalam sebuah sungai besar, dan pada akhirnya mencapai lautan sebagai tujuan akhirnya. Sebuah periuk terbuat dari tanah liat dan ketika periuk itu pecah dilempar ke tanah dan seiring berjalannya waktu maka periuk itu kembali menjadi tanah liat. Air datang dari laut dan menyatu kembali ke laut, tanah liat dari bumi dan akan kembali ke bumi juga, namun mengapa manusia sendiri yang lupa sumber darimana ia berasal? Satu-satunya kemalangan yang menimpa manusia adalah rasa ‘milikku’ (Mamakara), ketamakan, dan perasaan memiliki. Ini adalah akar dari semua kejahatan yang lain. Engkau harus ingat bahwa engkau sesungguhnya adalah illahi. Engkau menarik nafas dan menghembuskan nafas sebanyak 21.600 kali – ini adalah pengingat alami dari pesan ‘SO-HAM’ (aku adalah Tuhan) yang mana adalah kebenaran tentang kenyataan dirimu yang sejati. (Divine Discourse, 6-Mar-1989)
-BABA
No comments:
Post a Comment