Though it is hard to restrain the mind, it can be diverted. When the mind steeped in the secular world is diverted toward Divinity, it gains in moral strength. The mind steeped in the worldly matters makes you a prisoner of the world, whereas a mind steeped in God secures liberation for you. Your heart is the lock and your mind is the key. When you turn the key to the left, it locks. But if you turn the key to the right, it unlocks. It is the turning of the key that makes the difference. Hence the mind is the cause for your liberation as well as bondage. What then is liberation (Moksha)? It is not an air-conditioned mansion, but a state devoid of delusion (Moha). Majesty and morality lie in diverting the mind from the world to God. It is this simple and powerful concept that really contributes to your progress and prosperity.
Walaupuan adalah sulit untuk mengendalikan pikiran namun pikiran dapat dialihkan. Ketika pikiran tenggelam dalam duniawi dan dialihkan menuju pada Tuhan maka ini akan mendapatkan kekuatan moral. Pikiran yang tenggelam dalam hal-hal duniawi saja akan membuatmu menjadi seorang tahanan di dunia, dan ketika pikiran tenggelam dalam Tuhan akan menjamin kebebasan bagimu. Hatimu adalah gembok dan pikiranmu adalah kuncinya. Ketika engkau memutar kunci itu ke kiri maka akan terkunci. Namun jika engkau memutar kuncinya ke kanan maka akan terbuka. Adalah arah pemutaran kunci yang memberikan perbedaan. Oleh karena itu pikiran adalah penyebab bagi kebebasan dan juga perbudakanmu. Apakah kebebasan itu (Moksha)? Ini bukanlah tempat tinggal dengan ada AC, namun sebuah keadaan yang bebas dari kyahalan (Moha). Keagungan dan moralitas terdapat dalam mengalihkan pikiran dari duniawi kepada Tuhan. Ini adalah konsep yang sederhana dan sungguh dahsyat yang benar-benar memberikan pengaruh bagi kemajuan dan kesejahteraanmu. (Summer Showers Ch1, May 20, 1996)
-BABA
No comments:
Post a Comment