If we take a ball and pitch it on a hard ground, it will rebound to the extent determined by how hard we hit the ball on the ground. If we pitch this ball on a soft muddy ground instead of a hard surface, it will not rebound, but will get trapped and stuck in the mud. Similarly, if the pure aspect of Divinity hits a sacred heart, it rebounds. On the other hand, if we have a muddy and impure heart, even when Divinity impinges on this heart it gets stuck and entangled. Therefore, purity of one’s mind and an exemplary life are essential. Truth and honesty are to be regarded as our two eyes. Instead, if these eyes are inflicted with the disease of selfishness, then we cannot have a pure and clean heart. Young people should have purity of mind. They should take great care to protect truth and honesty.
Jika kita mengambil bola dan melemparkannya pada tanah yang keras, bola itu akan memantul jauh ditentukan oleh seberapa keras kita memukul bola ke tanah. Jika kita melempar bola ini pada tanah berlumpur yang lembut bukan pada permukaan yang keras, bola tidak akan memantul, tetapi akan terjebak dan terperangkap di lumpur. Demikian pula, jika aspek murni ketuhanan mengenai hati yang suci, ia akan memantul. Di sisi lain, jika kita memiliki hati yang berlumpur dan tidak murni, bahkan ketika ketuhanan mengenai hati ini, maka ia akan terjebak dan terjerat. Oleh karena itu, kemurnian pikiran dan keteladanan hidup sangat penting. Kebenaran dan kejujuran harus dianggap sebagai dua mata kita. Sebaliknya, jika mata ini dikenai penyakit egoisme, maka kita tidak bisa memiliki hati yang murni dan bersih. Para pemuda harus memiliki kemurnian pikiran. Mereka harus menjaga dengan baik kebenaran dan kejujuran. (Summer Roses on Blue Mountains 1976, Ch 11)
-BABA
No comments:
Post a Comment