We worship God with flowers, offer ritual adoration (puja) and pay obeisance. There is something sacred and superior than this! It is to offer God a pure mind and good conduct. This is called Paraa Bhakti. By worshiping God with puja and flowers, the spiritual aspirant remains stationary in their journey to God; failing to rise to a higher position is unwise. The worldly flowers always fade, lose fragrance and develop unpleasant odours. Instead of worshipping with worldly, impermanent flowers and receiving transient rewards from God, worship Him with what is lasting to attain a much higher stage. The first flower to offer God is non-violence (ahimsa). The second is control of senses (dhama). The third is compassion to all living beings (daya). The fourth is forbearance (kshama). The fifth is peace (shanti). The sixth is tapas (penance). The seventh is meditation (Dhyana). And the eighth is the flower of Truth (Sathya).
Kita memuja Tuhan dengan bunga, mempersembahkan ritual pemujaan, dan memberikan penghormatan. Ada sesuatu yang suci dan lebih tinggi kedudukannya daripada ini! Yaitu mempersembahkan kepada Tuhan sebuah pikiran dan tingkah laku yang murni. Ini yang disebut dengan Paraa Bhakti. Dengan memuja Tuhan dengan sarana puja dan bunga, para peminat spiritual tetap tidak bergerak dalam perjalanan menuju Tuhan; dan gagal untuk naik pada posisi yang lebih tinggi adalah tidak bijak. Bunga duniawi selalu memudar, kehilangan wanginya dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Daripada memuja Tuhan dengan bunga dunia seperti itu yang bersifat tidak kekal, dan menerima penghargaan sementara dari Tuhan, kita seharusnya memuja Tuhan dengan yang bersifat kekal untuk mencapai tempat yang lebih tinggi. Bunga pertama yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah tanpa kekerasan (ahimsa). Bunga kedua adalah pengendalian indria (dhama). Bunga ketiga adalah welas asih kepada semua makhluk (daya). Bunga keempat adalah ketabahan (kshama). Bunga kelima adalah kedamaian (shanti). Bunga keenam adalah tapa (penebusan dosa). Bunga ketujuh adalah meditasi (Dhyana). Dan bunga kedelapan adalah kebenaran (Sathya). (Divine Discourse, May 12, 1981)
-BABA
No comments:
Post a Comment