In all countries the emphasis is on the standard of life, not on the quality of living. Once you turn towards the path of worldly happiness, you will be led on and on to greater and greater discontent, competition, pride and jealousy. Just stop for a moment and examine your own experience; whether you are happier when you grow richer, and whether you get more peace as and when your wants are satisfied. Then you will bear witness to the truth that an improved standard of living is no guarantee of happiness. Neither do education, the mastery of information or the acquisition of skills guarantee mental equanimity. As a matter of fact, everywhere you find the educated man more discontented and more competitive than the uneducated. So the re-establishment of righteousness (dharma), is the urgent need in all parts of the world today.
Di semua negara penekanannya adalah standar kehidupan, dan bukan pada kualitas hidup. Sekali engkau beralih pada jalan kebahagiaan duniawi, engkau akan dibawa pada ketidakpuasan yang besar dan semakin besar, kompetisi, kesombongan, dan kecemburuan. Cukup berhenti sebentar dan periksa pengalamanmu sendiri; apakah engkau semakin bahagia ketika engkau menjadi semakin kaya, dan apakah engkau mendapatkan semakin banyak kedamaian saat keinginanmu dipuaskan. Kemudian engkau akan memberikan kesaksian pada kebenaran bahwa peningkatan standar kehidupan bukanlah jaminan akan kebahagiaan. Dan tidak juga dengan pendidikan, penguasaan informasi, atau perolehan keterampilan menjamin pada ketenangan batin. Sebagai sebuah fakta, dimana saja engkau menemukan bahwa orang yang terpelajar menjadi lebih tidak puas dan lebih bersaing daripada yang tidak terpelajar. Jadi penegakan kembali kebajikan (dharma), adalah sangat genting dalam seluruh bagian dunia saat sekarang. (Divine Discourse, Apr 23, 1961)
-BABA
No comments:
Post a Comment