This day is called Vyasa Poornima. It is a holy day which must be celebrated with prayer and contrition. That alone can cleanse the heart, not feasting or fasting, which affect only the body. The fact that Sage Vyasa is associated with this day or that Lord Rama or Krishna is connected with some other day is merely an opportunity to mark the day as outstandingly important, when something holy has to be done. It is a full moon today, when the moon shines without any hindrance; when moonlight is bright, cool and full. The mind of man is compared to the moon, for it is as wayward as the moon with its swing from brightness to darkness; this day, the mind too has to be bright, effulgent and cool. Sage Vyasa is the Lokaguru (teacher to the entire world): he is Divine Effulgence. But, even Vyasa can only show you the road. You have to traverse it alone.
Hari ini disebut dengan Vyasa Poornima. Ini adalah hari suci yang mana harus dirayakan dengan doa dan penyesalan yang mendalam. Hanya itu yang dapat membersihkan hati, bukan dengan pesta atau puasa yang mana hanya berdampak pada tubuh saja. Fakta bahwa Resi Vyasa dihubungkan dengan hari ini atau dimana Sri Rama atau Sri Krishna dihubungkan dengan beberapa hari lainnya adalah sebagai sebuah kesempatan untuk menandai hari sebagai hari yang sangat sangat penting, saat dimana hal yang suci dilakukan. Hari ini adalah bulan purnama, ketika bulan bersinar tanpa adanya halangan; ketika cahaya bulan cemerlang, sejuk dan penuh. Pikiran manusia dibandingkan dengan bulan, karena pikiran tidak patuh sama halnya dengan bulan yang bergerak dari terang menuju gelap; hari ini, pikiran juga harus menjadi cemerlang, bersinar, dan sejuk. Resi Vyasa adalah sebagai Lokaguru (guru bagi seluruh dunia): beliau adalah pancaran sinar Tuhan. Namun, Resi Vyasa hanya bisa menunjukkan jalannya kepadamu. Engkau harus melintasi jalan itu sendiri. (Divine Discourse, Jul 24, 1964)
-BABA
No comments:
Post a Comment