Whatever scriptures you may study, whatever spiritual efforts (sadhanas) you may practise or pilgrimages you may undertake, unless one succeeds in getting rid of the impurities in the heart, life will remain worthless and meaningless. Purification of the heart is the essence of all scriptural teachings and the basic goal of life. No spiritual study or sadhana can help in purifying your heart unless you makes the effort yourself. And when the heart is purified, it becomes a worthy abode for the Divine. Recognising this fact, the Bhagavad Gita has indicated a three-stage path to Divinity: engaging the body in good deeds, using the mind to develop good thoughts and human qualities, and contemplating on God through Upasana (worship of the Divine). Through this, any individual can reach the stage where, like a river joining the ocean, they merge in the Divine (Brahman).
Apapun naskah suci yang engkau pelajari, apapun usaha spiritual yang mungkin engkau jalankan atau perjalanan suci yang engkau ambil, kecuali seseorang berhasil dalam melenyapkan ketidakmurnian dalam hati, hidup akan tetap tidak berharga dan tidak bernilai. Pemurnian hati adalah mendasar bagi ajaran spiritual dan tujuan dasar dari hidup. Tidak ada pembelajaran spiritual atau sadhana dapat membantu dalam menyucikan hatimu kecuali engkau membuat usaha dari dirimu sendiri. Dan ketika hati disucikan, maka hati telah layak menjadi tempat tinggal dari Tuhan. Menyadari kenyataan ini, Bhagavad Gita telah menyatakan tiga tahapan jalan menuju Tuhan: menggunakan tubuh dalam perbuatan baik, menggunakan pikiran untuk mengembangkan pikiran baik dan sifat manusia, dan kontemplasi pada Tuhan melalui Upasana (pemujaan pada Tuhan). Melalui ini, siapapun dapat mencapai tahapan dimana seperti halnya sungai menyatu dengan lautan, mereka juga bisa menyatu dengan Tuhan (Brahman). (Divine Discourse, Sep 28, 1984)
-BABA
No comments:
Post a Comment