Saturday, July 7, 2018

Thought for the Day - 6th July 2018 (Friday)

The performance of Vaidika Karmas (actions prescribed by the scriptures) like sacrificial rites (yagnas), charity and penance, is regarded as punya karmas or meritorious actions. While engaged in these acts, if you are concerned with worldly gains, egotism (ahamkara) arises - there is the feeling, “I am doing these sacred rites”. All actions, good or bad, result in bondage! Chains that bind may be made of gold or iron, but they are chains all the same! Hence the scriptures declare that realising God (Sakshatkaram) and attaining union with God (Brahma prapti) cannot be attained by rituals or good deeds alone. As they are external acts related to the body, they are not conducive to the development of your inner vision. Only when you are able to get rid of egotism and attachment, you can develop the inner vision. To realise the Divine always, the sense of duality must be eradicated. Perceiving divinity everywhere is Wisdom (Advaita Darshanam Jnanam)!


Menjalankan Vaidika Karma (perbuatan yang dijabarkan oleh naskah suci) seperti ritual suci (yagna), bersedekah, dan pengendalian diri, disebutkan sebagai punya karma atau perbuatan yang baik. Sedangkan ketika terlibat dalam tindakan-tindakan diatas dan jika engkau menyangkut pada keuntungan duniawi, egoisme (ahamkara) muncul – ada perasaan, “Saya sedang melakukan ritual suci”. Semua perbuatan, baik atau buruk, maka hasilnya ada dalam perbudakan! Seperti halnya rantai yang mengikat mungkin terbuat dari emas atau besi, namun semua rantai adalah sama! Oleh karena itu naskah suci menyatakan bahwa menyadari Tuhan (Sakshatkaram) dan mencapai penyatuan dengan Tuhan (Brahma prapti) tidak bisa dicapai dengan ritual atau perbuatan baik saja. Karena keduanya itu terkait dengan tindakan di luar dan terkait dengan tubuh, dan tidak mendatangkan perkembangan pada pandangan batinmu. Hanya ketika engkau mampu melepaskan egoisme dan keterikatan, engkau bisa mengembangkan pandangan batin. Untuk selalu menyadari Tuhan, maka perasaan dualitas harus dihilangkan. Merasakan Tuhan dimana-mana adalah kebijaksanaan (Advaita Darshanam Jnanam)! (Divine Discourse, Sep 28, 1984)

-BABA

No comments: