The culture of Bharat has laid great stress on the teaching, Matrudevo bhava (revere the mother as God) and Pitrudevo bhava (revere the father as God). Aren’t there many great people in the state of West Bengal? Aren’t there many who are rich and educated? But they could not succeed in life due to lack of faith in God. It was only Ramakrishna Paramahamsa who could lead an ideal life by loving his mother and obeying her commands, due to his implicit faith and devotion to his mother. He taught people that there is nothing greater and nobler in this world than mother’s love. You take the history of any great person in this world; they owe their greatness to their mother. The mother is God, verily. It is, therefore, not proper to hurt the feelings of a mother who is the embodiment of love. It is only when we develop love towards our mother that our life will become happy and prosperous.
Kebudayaan Bharat telah menaruh penekanan yang tinggi dalam ajarannya yaitu, Matrudevo bhava (memuliakan ibu sebagai Tuhan) dan Pitrudevo bhava (memuliakan ayah sebagai Tuhan). Bukankah ada banyak orang-orang yang hebat di negara bagian Bengal Barat? Bukankah ada banyak yang kaya dan berpendidikan? Namun mereka tidak berhasil dalam hidup karena kurangnya keyakinan pada Tuhan. Hanya Ramakrishna Paramahamsa yang dapat menapaki jalan hidup yang ideal dengan menyayangi ibunya dan mematuhi perintahnya, karena keyakinan dan bhaktinya yang penuh pada ibunya. Beliau mengajarkan orang-orang bahwa tidak ada yang lebih hebat dan mulia di dunia ini selain kasih ibu. Engkau dapat melihat dalam sejarah orang-orang yang hebat di dunia ini; mereka berhutang kebesaran mereka pada ibunya. Ibu adalah Tuhan, sejatinya. Maka dari itu, adalah tidak layak dengan menyakiti perasaan ibu yang merupakan perwujudan kasih. Hanya ketika kita mengembangkan kasih pada ibu kita maka hidup kita akan menjadi bahagia dan sejahtera. (Divine Discourse, May 6, 2005)
-BABA
No comments:
Post a Comment