The years of life allotted to a human is very short; the world in which you live is very wide; time extends far behind and far beyond. Whatever little you must do, do it quickly, at the place and time assigned to you. You must carry out the duties of your role in a worshipful attitude. A garland does not arise of a single flower; many flowers of different hues and fragrances are strung around the string to achieve the common goal of decorating the Lord. Similarly, physical strength, monetary resources and the intelligence of all must be blended and pooled to make a project succeed. Life has been bestowed not for just eating and digesting, roaming and reclining; but for a far greater purpose - the realisation of the Divinity in us, and in all that exist around us as well as in all things that are beyond our senses. To waste such a life in vain pursuits, and in mere sense-pleasures is not the sign of an intelligent person. Deserve the Grace of God by helping the weak and poor, diseased and the disabled, the distressed and downtrodden.
Tahun-tahun kehidupan yang diberikan kepada manusia sangatlah singkat; dunia tempat engkau tinggal adalah sangat luas; waktu terbentang jauh ke belakang dan jauh ke depan. Apapun hal yang harus engkau lakukan maka lakukanlah dengan segera, di tempat dan waktu yang telah ditentukan bagimu. Engkau harus menjalankan kewajiban dari peranmu dengan sikap penuh bhakti. Sebuah kalung bunga tidak terjadi dari hanya satu bunga saja; banyak warna-warni bunga dan berbagai keharuman yang berbeda diikat bersama dengan benang untuk mencapai tujuan bersama untuk menghiasi Tuhan. Sama halnya, kekuatan fisik, kemampuan materi dan kecerdasan, semuanya ini harus dicampur dan disatukan untuk membuat rencana menjadi berhasil. Hidup telah diberikan bukan hanya untuk makan dan mencerna, mengembara dan berbaring; namun untuk sebuah tujuan yang lebih besar – menyadari ke-Tuhanan dalam diri kita, dan dalam semua yang ada di sekitar kita serta dalam semua hal diluar indria kita. Dengan menyia-nyiakan hidup seperti itu dalam sebuah pencarian yang sia-sia, dan hanya pada kesenangan indria bukanlah tanda dari orang yang cerdas. Dapatkan kelayakan untuk rahmat Tuhan dengan membantu yang lemah dan miskin, yang sakit dan cacat, yang tertekan dan tertindas. [Divine Discourse, Jan 28, 1975]
-BABA
No comments:
Post a Comment