Saturday, November 24, 2018

Thought for the Day - 24th November 2018 (Saturday)

When your conscience tells you that something is wrong, you should refrain from doing it. You betray your true humanness when you fail to act up to the dictates of your conscience. When one’s words are in accord with one’s thoughts, they become Sathya (truth). When the spoken word is translated into action, it becomes Dharma (right action). The basis for both truth and right action is the Antaratma (conscience), the Indwelling Spirit. The thoughts that emanate from the Antaratma or conscience should find expression in speech. If the inner feelings are different from what is spoken, can the words be treated as truth or untruth? Clearly, it is untruth. When one’s action is not in accordance with his words, it is adharma (unrighteous action). Truth and right action are expressions of the promptings from the depths of one’s conscience.


Ketika suara hatimu mengatakan kepadamu bahwa ada sesuatu yang salah, engkau seharusnya menahan diri untuk melakukannya. Engkau mengkhianati nilai kemanusiaanmu ketika engkau gagal untuk bertindak sesuai dengan arahan dari suara hatimu. Ketika perkataan seseorang sesuai dengan pikirannya maka itu akan menjadi Sathya (kebenaran). Ketika kata-kata yang diucapkan diterjemahkan ke dalam tindakan, maka itu menjadi Dharma (kebajikan). Dasar dari keduanya yaitu kebenaran dan kebajikan adalah Antaratma (suara hati), jiwa yang bersemayam di dalam diri. Pikiran yang muncul dari Antaratma atau suara hati seharusnya diungkapkan dalam perkataan. Jika perasaan di dalam batin berbeda dengan apa yang diucapkan, dapatkah perkataan disebut sebagai kebenaran atau ketidakbenaran? Jelas sekali, ini adalah ketidakbenaran. Ketika perbuatan seseorang tidak sesuai dengan perkataannya, ini adalah adharma (perbuatan yang tidak baik). Kebenaran dan kebajikan adalah ungkapan dari dorongan dari kedalaman kesadaran seseorang. (Divine Discourse, Mar 11, 1994)

-BABA

No comments: