If there is a boil on the body, we apply some ointment on it and cover it with a bandage until it completely heals. If you do not apply the ointment and tie the bandage around this boil, it is likely to become septic and cause great harm later on. Now and then we will have to clean it with pure water, apply the ointment again, and put on a new bandage. In the same way, in our life too there is this boil which has erupted in our body in the form of this feeling, 'I, I, I'. If you want to really cure this boil of this 'I', you must wash it every day with the waters of love, apply the ointment of faith on it and tie the bandage of humility around it. The bandage of humility, the ointment of faith, and the waters of love will be able to cure this disease that has erupted with this boil of 'I'.
Jika ada sebuah bisul pada tubuh, kita akan menaruh obat salep di atasnya serta menutupnya dengan perban sampai benar-benar sembuh. Jika engkau tidak memberikannya obat dan menutupinya dengan perban, maka bisul ini kemungkinan besar akan menjadi infeksi dan menyebabkan rasa sakit yang tidak tertahankan nantinya. Kadang-kadang kita harus membersihkan bisul ini dengan air bersih dan menaruh obat lagi diatasnya serta menutupinya dengan perban baru. Dalam hal yang sama, hidup kita juga memiliki sebuah bisul yang telah meletus di tubuh kita dalam bentuk perasaan ini, 'aku, aku, aku'. Jika engkau benar-benar ingin menyembuhkan bisul ini dari ‘keakuan’ ini, engkau harus membersihkannya setiap hari dengan air cinta kasih, menaruhkannya obat keyakinan serta menutupinya dengan perban kerendahan hati. Perban kerendahan hati, obat keyakinan dan air cinta kasih akan mampu menyembuhkan penyakit bisul ini yang telah pecah dengan dari ‘aku’. - Divine Discourse, Feb 17, 1985
-BABA
No comments:
Post a Comment