The one who is unable to imbibe true wisdom which broadens the mind and explore the inner truth about life, cannot promote the welfare of the world. The well-being of the world depends on the well-being of society and the latter depends on the welfare of individuals. All these are mutually interdependent. They are integrally related to one another. Hence the need for individuals in society to be truthful in thought, word and deed. This spiritual principle dearly warns those who mouth slogans of peace but indulge in acts inimical to peace. Human life can be truly understood only in the context of harmony and co-operation. For this to be realised, one must engage oneself in service to society. Such service is rooted in spiritual faith.
Seseorang yang tidak mampu untuk menyerap kebijaksanaan sejati yang mana memperluas pikiran serta mengeksplorasi kebenaran batin tentang hidup, maka dia tidak akan bisa meningkatkan kesejahteraan dunia. Kesejahteraan dunia tergantung dari kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat tergantung dari kesejahteraan para individu. Semuanya ini adalah saling tergantung. Semuanya itu secara utuh terkait satu dengan yang lainnya. Karena itu, yang diperlukan dalam masyarakat adalah para individu yang benar dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Prinsip spiritual ini sangat memberikan peringatan kepada mereka yang yang hanya berbicara slogan-slogan tentang kedamaian namun terlibat dalam perbuatan yang bertentangan dengan kedamaian. Hidup manusia benar-benar dapat dipahami hanya dalam konteks kerukunan dan kerjasama. Agar ini dapat disadari, seseorang harus melibatkan dirinya dalam pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan seperti itu berakar pada keyakinan spiritual. (Divine Discourse, Feb 11, 1983)
-BABA
No comments:
Post a Comment