Plant the seed of devotion of remembering Lord’s name (namasmarana) in your mind. That will grow into a tree with branches of virtue, service, sacrifice, love, equanimity, fortitude and courage. You swallow food, without being aware of how it is transformed into energy, intelligence, emotion and health. Similarly, swallow the food for the spirit, this remembrance of Lord’s name, and watch how it gets transmuted into virtues without you being aware of it. Ravana discovered that Rama and kama (desire) cannot coexist in the mind. Develop steadiness in the recitation of the Name of God and in the worth of that Name. Then, even if the whole world says, “Do evil,” you will refuse to obey; your system itself will revolt against it. And even if the whole world asks you to desist, you will insist on doing right.
Tanamlah benih bhakti dalam mengingat nama suci Tuhan (namasmarana) di dalam pikiranmu. Itu akan tumbuh menjadi sebuah pohon dengan cabang-cabangnya yaitu sifat-sifat yang luhur, pelayanan, pengorbanan, kasih, ketenangan hati, ketabahan, dan keberanian. Engkau menelan makanan tanpa menyadari tentang bagaimana makanan itu dirubah menjadi enegi, kecerdasan, emosi, dan kesehatan. Sama halnya, menelan makanan jiwa yaitu mengingat nama suci Tuhan, dan perhatikan bagaimana hal ini berubah menjadi sifat-sifat baik tanpa engkau menyadarinya. Ravana mengetahui bahwa Rama dan kama (keinginan) tidak bisa ada bersama-sama di dalam pikiran. Kembangkan ketetapan hati dalam pengulangan nama suci Tuhan dan kualitas dari nama suci Tuhan. Kemudian, bahkan jika seluruh dunia berkata, "Lakukan kejahatan," engkau akan menolak untuk mengikutinya; sistem dirimu sendiri akan memberontak melawannya. Dan bahkan jika seluruh dunia memintamu untuk berhenti, maka engkau akan tetap melakukan hal yang benar. (Divine Discourse, Feb 27, 1961)
-BABA
No comments:
Post a Comment