Athi Sarvathra Varjayeth is an ancient axiom; it means, ‘Avoid excess, in all places’. You must respect the limits set by experienced sages in sacred texts. They act like embankments that curb the flood waters; they direct the raging passions towards harmless channels and save you from ruin. Of course, man has elementary needs - physical, mental and intellectual, these have to be fulfilled in some measure. But, there is no need to encumber oneself with unwanted food, superfluous furniture and multi-roomed mansions. Luxury enervates and enslaves. Leaders must set an example in this respect, for people usually try to imitate and emulate them. An example is more effective than a precept. An ounce of practice is worth more than a ton of preaching. That is why I declare, "My life is My message”. You must transform your lives into examples of the ideal you preach. Parents must set good examples for children, and teachers must set good examples for students!
Athi Sarvathra Varjayeth adalah sebuah aksioma kuno yang berarti, ‘Hindari berlebihan di semua tempat’. Engkau harus menghormati batasan yang ditentukan oleh para orang bijak yang berpengalaman dalam naskah-naskah suci. Para orang bijak bertindak seperti tanggul yang menahan luapan air banjir; mereka mengarahkan nafsu yang bergelora menuju pada saluran yang tidak berbahaya dan menyelamatkanmu dari kehancuran. Tentu saja, manusia memiliki kebutuhan mendasar – kebutuhan fisik, mental, dan intelektual, ketiga kebutuhan ini harus dipenuhi dalam beberapa ukuran. Namun, tidak perlu untuk membebani diri dengan makanan yang tidak diinginkan, perabotan yang berlebihan, dan rumah mewah dengan banyak ruangan. Kemewahan melemahkan dan memperbudak. Para pemimpin harus memberikan teladan dalam hal ini, karena orang biasanya mencoba mencontoh dan meniru mereka. Sebuah teladan adalah lebih efektif daripada sebuah ceramah. Satu ons praktik adalah lebih bernilai daripada satu ton ceramah. Itulah sebabnya mengapa Aku menyatakan, "Hidup-Ku adalah pesan-Ku”. Engkau harus merubah hidupmu menjadi teladan dari ideal yang engkau katakan. Orang tua harus memberikan teladan yang baik bagi anak-anak, dan para guru harus memberikan contoh yang baik bagi para murid! (Divine Discourse, Apr 01, 1975)
-BABA
No comments:
Post a Comment