Desires, when fulfilled, breed further desires; when unfulfilled, they lead to further instalments of life on earth, in order to calm the urge! The only method by which delusion of desire can be destroyed is to dedicate all activities to God. Engage in actions in a spirit of worship; leaving the consequences to Him and ceasing to attach yourselves to them! Look upon everyone as Embodiment of Divine and worship each as such, by offering love, understanding, and service. Only the blind will be indifferent to the dismal condition of others, and only the deaf will be unaffected by the sobs of others. In fact, there are no 'others’! You are all 'living cells' in the body of God, each performing its individual function to promote His Will. The joy one gets while promoting another's joy is incomparable. Your heart must melt in compassion when the eye sees another person suffering. That is the sign of a pure or noble (satwik) individual!
Keinginan, ketika terpenuhi akan memunculkan keinginan yang lainnya; ketika tidak terpenuhi akan mengarah pada cicilan kehidupan di bumi lebih lanjut dalam upaya untuk menenangkan gejolak dari keinginan itu! Satu-satunya metode untuk menghancurkan khayalan keinginan adalah dengan mendedikasikan seluruh kegiatan kepada Tuhan. Libatkanlah dirimu dalam perbuatan dengan semangat ibadah; lepaskan hasil dari perbuatan kepada Tuhan, dan berhenti untuk melekatkan diri pada hasil perbuatan itu! Lihatlah setiap orang sebagai perwujudan dari Tuhan dan hormatilah setiap orang seperti itu, dengan menawarkan cinta kasih, pengertian, dan pelayanan. Hanya orang buta yang acuh tak acuh terhadap keadaan buruk dari orang lain, dan hanya orang tuli yang tidak terpengaruh dengan isak tangis yang lain. Sejatinya, tidak ada yang disebut dengan ‘orang lain’! Engkau semua adalah ‘sel hidup’ dalam tubuh Tuhan, setiap sel menjalankan fungsinya masing-masing untuk menguatkan kehendak-Nya. Suka cita yang seseorang dapatkan pada saat sedang meningkatkan suka cita orang lain adalah tidak ada bandingannya. Hatimu harus luluh dalam welas asih ketika mata menyaksikan penderitaan seseorang. Itu adalah tanda dari pribadi yang murni atau mulia (satwik)! (Divine Discourse, Apr 01, 1975)
-BABA
No comments:
Post a Comment