Love for the Lord should not degenerate into fanaticism and hatred of other names and forms. Nowadays, this type of cancer is affecting even eminent men. You must avoid it. Believe that all who revere the Lord and walk in fear of sin are your brothers, your nearest kith and kin. Their outer dress or language or skin colour, or even methods they adopt to express their reverence and fear are not important at all. Sugar dolls are valued for the sugar, not the shapes they are given by the manufacturer. Their sweetness makes men purchase them; it doesn't matter whether they are elephants, dogs, cats, rats, jackals or lions. That is a matter of individual fancy. Each is sweet, that is the essential thing. The sweetness draws the manava (man) towards Madhava (God); pravrritti (external deed) towards nivritti (inner path), ananda (happiness) towards Sat-Chit-Ananda (Bliss in the awareness of the Supreme Being). When the appetite for these grows, all low desires and such hunger ceases!
Cinta kasih untuk Tuhan seharusnya tidak merosot menjadi fanatisme dan kebencian pada nama dan wujud yang lainnya. Pada saat sekarang, jenis penyakit kanker ini sedang menyerang bahkan orang-orang yang terkenal. Engkau seharusnya menghindari hal ini. Percayalah bahwa semua yang memuliakan Tuhan dan berjalan di jalan takut pada dosa adalah saudaramu, kerabat, dan sanak saudaramu yang terdekat. Pakaian luar atau bahasa serta warna kulit mereka, atau bahkan cara mereka mengungkapkan rasa hormat dan takut mereka tidaklah penting sama sekali. Boneka gula dinilai karena gula di dalamnya, dan bukan karena bentuk yang diberikan. Rasa manis dari gula itu yang membuat orang-orang mau membeli boneka gula itu; adalah tidak penting apakah bentuknya adalah gajah, anjing, kucing, tikus, serigala, atau singa. Itu adalah masalah selera individu. Masing-masing adalah manis, itu adalah hal yang mendasar. Rasa manis itu menarik manusia (manava) menuju pada Tuhan (Madhava); pravrritti (perbuatan luar) menuju pada nivritti (jalan di dalam diri), ananda (kebahagiaan) menuju Sat-Chit-Ananda (kebahagiaan dalam kesadaran yang Maha Tinggi). Ketika hasrat yang ini tumbuh, semua keinginan rendah dan rasa lapar seperti itu akan berhenti! - Divine Discourse, Feb 20, 1966
-BABA
No comments:
Post a Comment